Minggu, 13 Januari 2013

Kakakku Sayang, Kakakku Selang part 1

Oleh Wong Ngantang - Minggu, Januari 13, 2013 | 0 comments


Malam hari saat ayah pulang, nampaknya beliau sedang  berbincang-bincang serius dengan kakaku, entah apa yang dibicarakan, tapi aku merasa ada yang ganjal malam itu

Heh… bangun-bangun!” teriak kakaku. “Apaan sih… rese banget, ga ngerti orang lagi tidur ya?” teriaku kesal. Yah, dia kakaku yang rese, tapi sayang banget sama aku. Umurku hanya terpaut 1 tahun lebih muda darinya. Namanya yang unik kadang membuatku tertarik untuk memanggilnya dengan sebutan “Selang” dibandingkan dengan mana aslinya “Farid Sony Aslam”. Kakaku orangnya asik, tapi kadang juga nyebelin, dia sering banget buat aku nangis. Tapi bagiku tangisan itu hanyalah hiburan baginya, kerena kakaku lebih dari indah, dia yang selalu support aku buat jadi anak yang kuat dan sabar.

“Whooyy,,, jam berapa sekarang, masak sana, aku laper. Cepetan!” teriaknya lagi sambil menarik selimutku. “Oh… laper ya? Pengen makan? Noh batu bata depan rumah banyak, kuatkan giginya!” kataku ketus. Itulah kebiasaanku setiap akhir minggu, bantuin bude masak di dapur, ya bude orang yang selalu masakin aku, ayah dan kakak, ya aku hanya serumah dengan ayah dan kakaku. Karena ibuku kerja diluar kota bersama kedua adikku. “Please dong Yas, bude ga bisa masakin kita hari ini, orangnya sakit, ayolah aku laper nih, buat mie instan aja gapapa deh!” ucapnya melas. “Hah serius loh, terus kita makan pake apa?” teriakku keget. “Ya makanya, ayo masak bareng, kamu laper kan, aku sih ngga maksa, tapi…” katanya yang tiba-tiba ku potong. “Iye-iye cerewet!” jawabku sambil bangun dari tempat tidur. “Tumben ya hari ini aku pagi-pagi udah laper” gumamku sambil berjalan menuju kamar mandi, sebelum masuk kamar mandi, aku lihat jam didinding “Hah gila udah jam 09.00, pantesan, hehehe” kataku sambil nyengir.

Hari ini aku habisin waktu sama kakaku seharian, tapi hari ini ada yang beda sama kakaku, dia lebih banyak murung dirumah, dan akhir-akhir ini dia sering banget keluar rumah. Dia berubah semenjak dia lulus dari SMP. Kakaku berhasil masuk SMA favoritnya, dan itu membuat aku, ayah dan ibu bangga. Tapi semenjak itulah kakaku berubah, entah mengapa. Yas ambilin flashdisk di tas dong!” pintanya, tanpa angkat bicara aku langsung menuju kamar kakak, buat ambil flasdisk itu. “Buat apa sih kak?” tanyaku sambil nyerahin flashdisk itu. “Bukan urusan kamu!” jawabnya singkat dan kemudian pergi begitu saja. “Kenapa sih dia, abis obatnya!” gumamku kesal.

Malam hari saat ayah pulang, nampaknya beliau sedang  berbincang-bincang serius dengan kakaku, entah apa yang dibicarakan, tapi aku merasa ada yang ganjal malam itu. Perbedaan itu semakin kurasakan kuat, apa ada masalah dengan kakaku? Tapi kenapa ga cerita? Mana kakaku yang dulu, kita sekarang lebih sering bertengkar karena hal-hal yang menurutku itu sangat kecil. Bahkan dia nyaris akan memukulku. Dia sangat berubah, berbeda ketika kita kecil dulu yang selalu bersama, kakak yang selalu jagain aku, yang selalu ada buat aku, yang selalu buat aku ketawa lagi saat aku nangis karenanya, sekarang, dia amat sangat membenciku rupanya. Itulah alasanku jarang banget ada dirumah akhir-akhir minggu ini.

“Yas kakak kamu mau ngekos minggu depan, bantuin dia packing-packing ya!” kata ayahku yang membuat aku kaget, tanpa kata aku langsung masuk kamar, ternyata itu yang dua minggu lalu ayah bincangkan sama kakak, apa itu alasanya kakak berubah? Tapi apa hubunganya dengan aku? Hening malam itu, aku mulai menangis, tak rela rasanya melepas kakaku, karena rumah bakalan sepi, aku bakalan sendirian. namun hal itu tidak membuat hubunganku dengan kakaku semakin membaik, tetapi bahkan hampir setiap hari aku marah dibuatnya. Dan akhirnya hari itu datang....

Ada apa di hari itu..? nantikan kisah selanjutnya di part dua yaa... :D
(Nazil Rahayu-ngantang.com)

Related Post



0 komentar:

Blogger Template by Clairvo