Sabtu, 12 Januari 2013

Alan Alay 2061 (part 1)

Oleh Wong Ngantang - Sabtu, Januari 12, 2013 | , 0 comments


Senin 10 Januari 2061 jam 06.00
Alarm Alan dari Tablet nya berbunyi nyaring.
Tablet satu - satunya yang pernah dilihat semua orang yang hanya ada di tangan Alan. Tablet Alan ini lebih bisa disebut seperti versi jumbonya steer mobil F1 daripada Tablet umumnya yang berbentuk kotak dan oval. Namanya saja seperti Pedang Legenda King Artur dari Inggris, X-Calliber 505. Alan nyaris tak pernah lepas dari X-Calliber berwarna silver dan biru gelap yang selalu dia bawa kemana saja di dalam tas pinggang yang bentuknya sengaja dibuat khusus untuk Tablet itu.

Mendengar bunyi alarm, Alan bergegas bangun dan pergi ke kamar mandi untuk hari pertamanya memakai seragam putih abu - abu. Tahun ini adalah tahun ke 4 sistem penjadwalan tahun ajaran berganti menjadi Januari – Desember setelah Alan sewaktu kelas 6 SD dulu sempat mengalami libur masal selama setengah tahun.

Setelah selesai mandi, sambil sarapan Alan tak mau ketinggalan update ngantang.com yang sudah memiliki lebih dari 200 ribu follower. Tentunya bukan melihat berita yang ter-update setiap jam, melainkan langsung meluncur ke forum berbagi untuk melihat suasana tahun ajaran baru ini di kota kesayangannya, Ngantang.

Alan memang tidak dilahirkan di Ngantang, tetapi Alan sangat menyayangi Kecamatan Ngantang yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Malang bagian barat laut ini . Karena disini ada beberapa tempat yang indah di sekitar Bendungan Selorejo yang menjadi salah satu PLTA di wilayah Jawa Timur.

Sebelum selesai sarapan tiba - tiba terdengar suara khas manja seorang cewek “Aaallaayy, berangkat yok keburu siang nih” ternyata itu adalah suara June, tetangga sekaligus teman dekat Alan sejak SMP. Mereka menjadi tetangga waktu Alan lulus SD pindah rumah dari Sidodadi ke Banjarejo, yaitu sama – sama nama salah satu desa dari 13 desa di Ngantang. Meskipun Desa Sidodadi berbatasan langsung dengan Desa Banjarejo, Alan dan June sebelumnya tidak pernah saling kenal karena letak SD mereka berjauhan. Sementara panggilan Alay adalah panggilan Alan sejak TK oleh beberapa temannya yang kemudian satu SD dan satu SMP juga dengannya.

Meskipun dari latar belakang keluarga yang berbeda antara June anak seorang petani dan Alan anak seorang penyanyi, kedekatan hubungan Alan dan June memang sudah seperti saudara sendiri. Bahkan kamar June di rumah Alan pun ada. Setiap malam Minggu, Bunda Alan selalu pergi menyanyi di Silver Café miliknya sendiri di dekat Pertigaan Kambal atau yang lebih di kenal dengan pertigaan jalan masuk menuju Waduk Selorejo, sementara Ayahnya adalah pemain pianonya. Meskipun usia mereka sudah tidak muda lagi, penampilan pasanganan duet owner Café itu sangat dinantikan di malam minggu. Jadi setiap malam minggu Alan di rumah June atau kadang June yang menginap dirumah Alan karena Alan takut di rumah sendiri.

Dari Banjarejo menuju sekolahnya di Jalan Mlagi mereka naik sepeda karena jaraknya yang hanya 1km. June dengan Poligon 24 perseneling pink kesayangannya dan Alan dengan BMX biru hitamnya. Sepeda ini dulu jarang dipakai karena rusak kemudian diam - diam June memperbaruinya untuk dijadikan kado ulang tahun Alan tanggal 5 Januari kemarin.

June masih ada sedikit rasa heran karena Alan benar - benar bersekolah di SMK Negeri 03 Ngantang dan mengambil jurusan Public Relation (Pi-aR), yaitu jurusan tentang penyiar berita dan presenter yang sangat tidak dimengerti Alan. Padahal Alan berbakat di bidang komputer karena sewaktu kelas 8 SMP sudah membobol server ngantang.com dan meminta sejumlah peralatan canggih untuk jaminan ngantang.com tidak dibobolnya lagi.
Keahlian lain Alan adalah di bidang musik dan pandai bermain gitar seperti Ayahnya yang pandai bermain semua alat musik. Bahkan rumah Alan lebih bisa disebut studio musik professional daripada disebut rumah. Karena tidak hanya peralatan musik modern yang ada di rumahnya, tetapi juga peralatan musik tradisional juga terlihat tertata rapi lengkap di rumah Alan.

Teeeettttt ttteeeettttt tteeettttt
Bel masuk sekolah sudah berbunyi, tetapi Alan dan June yang sejak dari tadi menunggu Achi di pintu gerbang sekolah belum melihat Achi datang. Padahal tidak biasanya Achi datang terlambat ke sekolah. Hari pertama masuk sekolah semua murid baru dikumpulkan di lapangan. Karena tidak ada MOS, mereka semua hanya diberi pengarahan dan kebebasan mengeksplor seluruh sudut sekolah untuk mengetahui lingkungan barunya. Belum selesai pengumuman terlihat Achi dan beberapa teman baru lainnya datang terlambat. Alan lalu melihat jam tangan Swiss Army-nya yang ternyata memang baru menunjukkan pukul 06.55. Jam tangan keren dan mahal yang dipakai Alan itu adalah kado ulang tahun 5 Januari tahun ini juga dari Achi.

Waktu barisan dibubarkan Alan dan June tetap berada di pinggir lapangan, untuk menunggu Achi yang sedang diperingatkan seorang guru atas keterlambatannya.
“Hmmm, sekolah ini disiplin banget yah, lain waktu kalau kita terlambat mungkin gak cuma di peringatkan seperti Achi.” Komentar June.
“Apa..ngomongin aku ya ?” solot Achi tiba - tiba setelah lolos dari cengkraman guru.
“Enggak kok, cuma lagi ngomongin kedisiplinan sekolah ini.” bela Alan.
“Udah yok, kita berputar mengelilingi sekolah ini sambil kenalan sama teman baru dan kenalan sama pegawai kantin, biar bisa dapat diskon, hahahhaha….” Ajak June.

“Hey, kamu Alan kan ?” sahut cewek asing dengan senyuman hangat yang tadi sama  - sama di hukum seperti Achi.

Serentak June dan Achi saling metatap keheranan melihat cewek berwajah imut, bermata agak sipit, berkulit putih, berpostur tubuh kecil dan agak pendek serta dengan rambut lurus bilah tengah sebahu yang menyapa Alan itu. Ditambah lagi cewek itu tidak sendiri, tetapi dia dengan teman cewek yang sangat cantik, bermata sipit juga, kulitnya sedikit lebih putih daripada si pendek dan postur tubuhnya sangat proporsional dari tinggi badannya hingga tubuh seksi sintalnya, hanya saja lurus dan panjang rambut cewek itu sangat tipis, tetapi masih terlihat sangat cantik.

“Mungkin kedua cewek asing ini bukan asli dari Ngantang deh. Tetapi kenapa dia tahu nama Alan ? Dimana mereka kenal Alan ? Kenapa dia memanggil Alan dengan nama asli, bukan Alay ?” Bisik June pada Achi.

Alan binggung harus berkata apa berhadapan dengan 2 cewek asing itu.
“Iiiiyya, siapa..kok kenal aku ?” Alan meresponya dengan sangat gugup. Sementara Achi dan June tetap melongo keheranan.
“Jadi benar kamu Alan kan ? Kok bisa lupa sama aku sih ? Hmmm..udah ada teman - teman baru ini ya…jadi lupa sama aku ?” terocos si pendek semakin sok akrab.
“Sok akrab banget sih kamu sama Alay ? Emangnya kamu siapa ? Alay aja gak tahu siapa kamu, gak usah SKSD deh.“ Potong Achi kemudian langsung pergi.
“Loohh Chi, kok malah pergi, Alay..aku nyusul Achi dulu ya..oiya dadah semua.” Ucap June berpamitan pada Alan dan kedua cewek asing.
“Iya” sahut si tinggi lembut.
“Nama kamu A..al..alay..jadi bukan Alan ?” Potong si pendek sambil menahan tawa.
“Enggak enggak enggak, kamu nggak salah orang kok, teman - teman emang memangilku seperti itu. By the way kamu ini siapa sih ?” Tanya Alan lagi.
“Ingat - ingat dulu deh, lagian jurusan Pi-aR cuma ada 36 orang kok, jadi kita pasti bakal satu kelas. OK..sampai ketemu besok di kelas ya..” jelas si pendek sambil pergi melambaikan tangan diiringi dengan senyuman. Si tinggi pun cuma menyeimbangkan suasana dengan senyum yang lebih indah.

Teeetttt teeetttt teeeettttt
Bel pulang sekolah berdering. June, Achi berencana akan berkumpul di rumah Alan. Karena masih awal masuk sekolah dan setelah mendengar berbagai pengumuman, jam 11 siang pun mereka dipulangkan. Sewaktu SMP dulu, Alan dan June yang sering main ke rumah Achi di Desa Sumberagung karena rumahnya dekat dengan SMP mereka. Meskipun Mama Achi sangat ramah dan senang jika teman - teman Achi main ke rumahnya, Achi yang sudah terbiasa hidup serba ada tetap saja jutek meskipun dengan June teman yang bisa disebut paling akrab dengannya. Maklumlah, Mama Achi adalah owner NgantangTV yang sedang dalam proses akan menjadi stasiun TV Nasional setelah perjuangan kakeknya dahulu merintis ngantang.com yang kemudian diteruskan oleh Papanya.

Kantor ngantang.com dan NgantangTV sendiri terletak satu area di Kavling Sumberagung dengan membangun gedung kembar 12 lantai yang bermaksud untuk mengenang berdirinya ngantang.com di tahun 2012. Atap gedung itu hanya ada 6 kipas sirkulasi udara dan ada 2 tempat duduk dengan tempat terbuka. Pergantian tahun kemarin, Alan, Achi dan June menyaksikan pesta kembang api yang diselenggaranan ngantang.com di atap gedung itu.

Begitu tiba dirumah Alan, Achi yang memang tidak bisa membedakan mana rumah orang dan mana rumah sendiri langsung memainkan keyboard dengan suara piano sambil menyanyikan lagu “Setia – Jikustik” yang sudah di daur ulang oleh penyanyi cewek pendatang baru pertengahan tahun 2060. Alan dan June memang tahu kalau Achi pernah les piano di Desa Waturejo sejak kelas 7 SMP dan mempunyai piano akustik di rumahnya. Kadang Achi memainkan piano itu dengan harmonis dan menyanyi dengan merdu ketika Alan dan June dirumahnya.

Tanpa berfikir lama June yang kadang ikut orang tua Alan untuk mengisi acara musik anak – anak ikut memegang micropon dan bass lalu menyanyi bersama. Alan juga tidak ketinggalan, dia yang memang sudah sangat bersahabat dengan gitar langsung mengikuti alunan lagu itu. Setelah lagu selesai mereka semua tertawa bersama.

“Alay ikutan nyanyi dong !?” pinta June manja.
“Iya nih, anak penyanyi kok gak pernah kedengeran kalo nyanyi.“ Tambah Achi.

Alan terbata - bata menyanyikan sebuah lirik lagu. Serentak Achi dan June tertawa terbahak - bahak mendengar suara Alan yang sama sekali tidak ada nadanya alias fals tingkat kronis. Main - main di studio pun berlanjut, jika lagu yang di request tidak bisa dimainkan giliran X-Calliber Alan yang bermain musik, sementara mereka hanya berjoget dan menari sambil bernyanyi tentunya. Mereka bersama bernyanyi dan berjoget di dalam studio Alan yang memang sangat besar itu hingga sore hari.

Jam 3 sore Achi berpamitan pulang. Tak berapa lama Achi menunggu di depan rumah Alan, mobil Ngantang Electric Taxi (N.E.T) berhenti di depan rumah Alan. Taxi ini tidak pernah berjalan kemana - mana untuk mencari penumpang karena lamanya waktu yang dipakai untuk pengisian ulang bateray mobil elektrik itu, meskipun sumber listriknya sudah dibantu dengan sinar matahari atau solar energy di seluruh bodynya. Tetapi tuliskan “hubungi 102030” di setiap taxinya sangat mudah di ingat seluruh masyarakat Ngantang. Pos Taxi ini tersebar di 13 Desa Kecamatan Ngantang. Sementara kendaraan bebahan bakar minyak sudah jarang di pakai mengingat harganya yang selangit dan langkanya persediaan bahan bakar minyak itu sendiri.

Jam 20.49
Alan terihat sibuk dengan X-Calliber meskipun dia sedang berada di depan monitor laptop 3D Hologramnya yang sedang menyala. Kebiasaan ini memang sering dilakukan Alan setiap mengisi waktu luang. Tetapi kali ini nampak ada sedikit perbedaan. Monitor laptop dan display X-Calliber Alan hanya terlihat tampilan hitam dan tulisan putih saja. Tampilan itu juga tidak bisa dibaca karena hanya menampilkan huruf dan angka yang acak seperti bahasa program komputer. Begitu lihainya jemari Alan memasukkan input beberapa kode logaritma yang rumit pada laptopnya. Wajah serius Alan kemudian berubah menjadi sebuah senyuman yang cerah disertai hela nafas yang panjang setelah laptopnya menampilkan sebuah kalimat “Security System have been Captured”

Beberapa waktu kemudian X-Calliber Alan berbunyi mendapat panggilan video call dari Achi. Kebiasaan ini sudah menjadi hal yang wajar untuk Alan karena memang hampir setiap malam Achi menelponnya meskipun hanya sekedar untuk mengucapkan “selamat malam” atau “selamat tidur”.(Bayu Eswe) (Animator : Wahyu Uwah) - ngantang.com

Related Post



0 komentar:

Blogger Template by Clairvo