Rabu, 12 Desember 2012

Saung Bani part 2

Oleh Wong Ngantang - Rabu, Desember 12, 2012 | 0 comments

"Walaupun kita berbeda, tetapi kamu udah pernah jadi yang berarti buat hidupku, kamu sudah jadi sejarah dalam riwayat hudupku, bukan hanya aku, tetapi mas Bimo, aku masih percaya akan adanya takdir, aku yakin, bila sekarang tidak mungkin, pasti nanti kita bisa bersama"

Gadis itu terus berlari kencang, Tomy akhirnya menyerah ditengah jalan, ia berhenti di tengah jalan, dengan nafasnya yang tersenggal-senggal, ia baru menyadari bahwa sekarang ini ia berada di hutan. Ia bingung mencari jalan untuk pulang. “Kamu adalah orang beruntung Tomy!” kata seorang dari belakang, secara cepat Tomny menoleh. “Mas..mas Bimo, loh kok ada disini mas?” Tanya Tomy. “Kamu mencari gadis yang ada disaung itu?” Tanya Bimo. “Ia mas, tapi aku…” Kata Tomy terpotong. “Gadis itu namanya Bani, ia adalah kembang desa di desa ini, dia sudah meninggal 4 tahun lalu, dan jika kamu bisa melihatnya berarti kamu orang yang sangat beruntung, 4 tahun saya menanti waktu untuk bertemu denganya, namun tak pernah sekalipun saya bertemu denganya, walaupun dunia saya sudah berbeda sekarang!” katanya sedih. “Mak…maksud mas apa? Kata Tomy bingung. “Tom, Bani itu adalah gadis dambaan saya, dan saya memutuskan kalau akan menikah denganya, saya sudah merencanakanya jauh hari sebelum hari pernikahan itu dilaksanakan. namun, Tuhan berkata lain, ia meninggal, jasadnya ditemukan disaung itu, sebelumnya tidak ada saung disitu, entah siapa yang membangunya, dan kematianya terus menjadi misteri didesa ini!” lanjutnya lagi. “Jadi, mas tapi saya benar-banar melihatnya, dan saya sering duduk disaung itu, maksud mas apa, saya masih belum mengerti.” Jawab Tomy semakin bingung.

“Yang kamu lihat bukanlah dia, tetapi arwahnya, bisa dibilang hantunya yang gentayangan. Dan masalah saung itu, saung itu tidak pernah ada, saya, bapak, ibuk, mama kamu pun juga tidak bisa melihatnya, semua orang pun juga tidak bisa melihatnya, saat ini hanya kamu yang bisa melihatnya, kamu adalah orang yang beruntung Tom!” Kata mas Bimo. Mendengar kata-kata itu Tomy sangat tidak percaya dengan semua yang telah ia alami. Hening suasana saat itu, Tomy tak bisa menjawab kata-kata dari Bimo lagi, ia hanya tertunduk, setelah beberapa menit  Bimo yang angkat bicara. “Sudahlah jangan difikirkan, ayo kita pulang, hari sudah akan gelap!” ajak Bimo sambil menepuk punggung Tomy, dengan lunglai Tomy hanya mampu menganguk pelan dan kemudian mengikutinya.

“Tom, besok kita ambil pesawat yang nomor 3, yang siang, jadi kamu sekarang packing-packing semua barang-barang kamu!” kata mama Tomy. Tak ada reaksi dari Tomy ia hanya tergeletak lemas ditempat tidurnya. “Tom, kamu denger mama ngomong kan?” kata mama Tomy dengan nada tinggi. “Iya!” jawab Tomy datar. Malam yang hening itu akhirnya dapat membuat Tomy tertidur pulas hingga pagi.

“Bim kamu tau Tomy dimana?” Tanya mama Tomy ke Bimo yang asyik mengupas singkong. “Ndak itu bude, loh kok tumben ya, Tomy jam segini sudah ndak ada?” tanyanya balik. “Iya yah, kok pagi-pagi gini udah ngga ada, tapi kameranya ada dikamar kok Bim, kemana ya dia, bude takut kalau dia lupa waktu, terus pulang malem lagi. Kamu tau dia kan!” kata mama Tomy cemas. Bimo hanya menganguk dengan lagak yang bingung, namun sebenarnya ia tau dimana Tomy sekarang.

“Entah apa yang orang-orang bilang tentang kamu dan saung ini, tapi bagiku kamu adalah gadis yang sempurna untukku, aku tau dunia kita berbeda, namun aku harap kamu mengerti bahwa kamu adalah yang indah sekarang, entah apa yang membuatku begitu tertarik kepadamu. Walaupun kita berbeda, tetapi kamu udah pernah jadi yang berarti buat hidupku, kamu sudah jadi sejarah dalam riwayat hudupku, bukan hanya aku, tetapi mas Bimo, aku masih percaya akan adanya takdir, aku yakin, bila sekarang tidak mungkin, pasti nanti kita bisa bersama.” Ujar Tomy pelan di saung setelah lama ia hanya duduk termenung disaung itu. Setalah berkata seperti itu ia bergegas untuk meninggalkan saung itu, desa itu, dan kota itu.

“Geng, makasih ya buat semuanya, saya sama Tomy sudah banyak ngerepotin kamu sama dik Rum!” kata mama Tomy basa-basi saat akan pergi ke bandara. “Ealah, ndak papa kami ndak marasa direpoti mbak, kami malah seneng mbak datang, kapan-kapan kesini lagi ya mabak?” Tanya isteri pak Ageng. “Iya insyaallah Rum!” jawab mama Tomy ramah. “le,kamu kalau ingin foto-foto lagi, jangan sungkan-sungkan main kesini lagi ya!” kata Pak Ageng. “Iya paklek  saya makasih buat semuanya, saya sama mama banyak ngerepotin paklek sama bulik,mas bimom juga!” jawab Tomy. “Sama-sama Tom!” Sahut Bimo yang baru muncul, kemudia mereka saling berjabatan tangan. “Eh itu sudah ditunggu mang Karsa, kasian nunggu lama. Udahya ya, sampai ketemu lagi, Assalamualaikum !” kata mama Tomy “Walaikumsallam, hati-hati ya!” jawabnya sambil melambaikan tangan. saat berjalan menuju mobil, Tomy sempat menoleh ke arah dimana saung itu terlihat, namun sekarang ia tidak dapat melihatanya lagi.

Terima kasih atas kenanganya ‘SAUNG BANI’, sampai bertemu lagi, suatu saat saya pasti akan kembali, di alam yang sama” …. (Nazil Rahayu-ngantang.com)

Related Post



0 komentar:

Blogger Template by Clairvo