Senin, 03 Desember 2012
Tumbuhan yang mempunyai nama ilmiah eichornia
crassipes,mungkin masih asing lagi di telinga orang Ngantang, tapi lain
halnya dengan nama Eceng Gondok yang tak lain dan tak bukan adalah nama
Indonesia dari eichornia crassipes itu
sendiri. Bukan positifnya tapi justru malah dampak negatifnya yang sangat
familiar, yaitu sebagai gulma di Bendungan Selorejo. Jika kita melihat sebelah utara bendungan pasti akan melihat pemandangan luar biasa, yaitu "Lautan Eceng Gondok" seperti yang anda lihat di gambar sebelah. ( katanya bendungan....kok airnya gak keliatan....itu sih kelihatan kayak tanah lapang dengan ribuan bunga ungu yang cantik,....prreeeetttttt....... :'( )
Tumbuhan yang mempunyai kemampuan berkembang biak yang sangat
pesat ini sangat menyusahkan warga Ngantang terutama yang bermata pencaharian
sebagai nelayan dan petani. Saya yang masih punya darah petani ini (emang darah
petani kayak gimana????) tahu betul gimana sulitnya menerobos hamparan beribu –
ribu eceng gondok (jiiiiiaaaahhh…lebay), tapi betul, butuh tenaga dan dayung
yang ekstra kuat ( pengalaman pribadi yang pernah mematahkan dayung,
parahnya itu terjadi masih dalam keadaan sedang setengah perjalanan,, nah
low…gimana cara sampai tujuan????....caranya adalah…JREEEEEENNGG!!!!!!...pakai
sandal jepit (pasti tau khan sandal jepit,, tapi bukan sandal yang sok centil,
pakek jepit rambut..low). sampai sekarang aku sangat berterima kasih pada sang
sandal jepit itu,it’s my hero..hahahaha,
Sampek dimana tadi keasyikan sandal
jepit malah lupa cerita aku.hehehee,,, kesulitan itu bertambah parah ketika
musim panen tiba, sebagian para petani menggunakan Bendungan Selorejo
sebagai jalan untuk mengangkut hasil panen mereka (tentunya pakek perahu
lah). Udah menerobos eceng gondok sulitnya minta ampun, apalagi di tambah
berkwintal – kwintal hasil panen..pastinya double double SSUUSAAAHH!!!!!!. Itu
bagi para petani, bagi para nelayan mereka akan kehilangan lahan untuk mencari
ikan pastinya, gimana mau nebar jala lok semua hanya hamparan eceng gondok,
yang ada malah dapet eceng gondok.
Terlepas dari semua itu eceng gondok masih punya manfaat low,
banyak yang mengatakan eceng gondok bias di buat kompos, untuk eceng gondok
yang ukurannya kuran lebih setengah meteran, bisa dimanfaatkan sebagai bahan
pembantu furniture. Diatas telah di jelaskan dampak negative bagi nelayan,
ternyata ada sebagian nelayan memanfaatkan eceng gondok sebagai sarana menjebak
ikan,mereka memasang jaring di sekeliling eceng gondok , dengan begitu ikan tidak akan bisa lari, nah kemudian satu persatu sang eceng gondok di keluarkan dari
dalam area jarring itu (percaya deh, ini gak semudah yang di bayangkan,butuh
tenaga yang sangat ekstra).
Filosofi sang gulma satu ini juga bagus low. Tahukah anda bahwa
eceng gondok bisa hidup dalam kondisi ekstrim asal masih ada sedikit air, dapat
diartikan bahwa sesulit apapun kehidupannya, sang eceng gondok masih bisa hidup
asal masih ada harapan yaitu air walaupun cuma sedikit . (asal gak niru
berkembang biaknya aja yang cepat aja, hehehehe).
Ada satu lagi nilai keindahan eceng gondok, yaitu bunganya, dengan
warna ungu muda, sedikit warna ungu tua, biru, dan kuning, tersusun rapi
bergerombol muncul di sela – sela daunnya. Sayangnya keindahan itu gak
berlangsung lama, karena bunga eceng gondok gak tahan lama atau hanya bisa dipandang
kurang lebih sehari. Mungkin ini saja yang bisa saya ceritakan tentang eceng
gondok, sang “Gulma Cantik”. Bagaimana pendapat anda tentang “Gulma Cantik” ini,
tetap cantik atau tetap sebagai pengganggu ? Kalau menganggap pengganggu, apa yang harus kita lakukan bersama untuk mengatasi wabah "Gulma Cantik" ini agar tidak menutup seluruh air di Bendungan Selorejo ? (Wahyu
Uwah-ngantang.com)
Foto : Rendra Hananta
Lokasi : Waduk Selorejo Bagian Utara
Related Post
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: