Kamis, 29 November 2012

Permainan Masa Kecil

Oleh Wong Ngantang - Kamis, November 29, 2012 | 0 comments

Unforgetable moment when we were young
Saat kita masih anak-anak, duduk di bangku sekolah dasar, ada banyak ragam permainan tradisional yang sering kita nikmati bersama teman-teman. Biasanya kita main bareng saat jam istirahat sekolah, pulang sekolah, sore hari di rumah atau ketika hari minggu tiba.

Pernah gak sih kalian merasa kangen dengan momen itu? Kalau saya, jujur kangeeeen banget. Mengingat udah gak pernah bisa melakukan hal yang sama dengan usia yang sekian ini (baca: tua, jangan udzur, hehe). Mungkin kita hanya bisa menikmati dengan melihat adik-adik kita, keponakan, anak tetangga atau mungkin anak kita bermain.

Nah, kalian ada yang masih ingat permainan-permainan apa saja yang lagi booming kala itu? Setelah saya ingat-ingat, gali-gali, saya cari di kolong meja dan rumah tetangga, ketemulah macam-macam permainan itu, ini dia:

1.    Petak umpet (jonjang singit)
Permainan ini dimulai dengan suit. Siapa yang kalah dia  harus mencari teman-temanya yang sembunyi ditempat-tempat tertentu. Berakhir di hitungan kesepuluh, mulailah aksi seeker untuk mencari, mengendus dan menemukan temannya dengan segenap raga dan kemampuan. Fiiiuuuh, akhirnya ada yang ketemu dibalik semak-semak pohon, dibalik jemuran tetangga, di belakang pagar rumah. Malah ada yang iseng, masuk ke rumah dan bersantai-santai. Haduuuh... sungguh terlalu!

2.    Karet (pencolotan/ semprengan)
Saya gak tahu bahasa Indonesia yang tepat untuk permainan ini. Tapi yang jelas, berawal dengan suit pula. Biasanya yang kalah berjumlah dua orang, bertugas untuk memegang karet yang panjangnya sampai bermeter-meter. Tapi bisa juga hanya satu orang kalau yang main hanya sedikit, dan ujung karet satunya ditalikan pada tiang.
Nah, mereka yang bermain harus mematuhi aturan yang berlaku, melompati karet dengan ketinggian tertentu. Ketinggian itu diukur dari tinggi orang yang berjaga. Awalnya dari kaki (ketinggian terendah), perut, semakin tinggi ke leher, kepala dan ukuran paling tinggi adalah tangan yang diangkat keatas( mereka menyebutnya “Merdeka”). Hahaha, ada-ada saja. Dan kenapa ketinggiannya harus sepeti itu? Entahlah, tidak ada ketetapan yang pasti, baik nasional maupun internasional tentang masalah itu.. (ngiknguk, plis deh)

3.    Bola bekel
Taraaaam, bekelan gitu loh! Permainan ini saya sebut permainan yang bergengsi, hehe.. Karena gak di Ngantang aja permainan ini ada kala itu, tapi juga di kota-kota. Bahkan kota negara tetangga. Dan kamu bisa cek, kalau ke toko Barokah (toko pak kaji), iseng intip di etalase, jangan-jangan masih jual bola bekel.  
Terdapat dua unsur benda dalam permainan ini, bola dan bekel. Bekelnya pun ada dua jenis, yaitu bekel berwarna kuning dan perak. Tergantung selera. Biasanya ada  orang-orang tertentu yang merasa lebih lihai bila memainkan bekel yang berwarna kuning. Ada juga yang nyaman dengan warna perak. Akhirnya ketika permainan dimulai, mereka membawa bekel favorit masing-masing.

4.    Monopoli
Ini juga permainan bergengsi. Gimana tidak, permainan ini sudah melibatkan unsur uang dan kekayaan lain yang ada di dalamnya. Kita juga bisa keliling dunia hanya dengan memainkan permainan ini. Bahkan, hanya dengan bermain monopoli, kita yang sebelumnya miskin bisa kaya mendadak! Yang awalnya di Hawai tiba-tiba bisa di penjara. Nah lho..

5.    Patil lele
Ingatan saya tentang permainan ini minim sekali, karena jarang ikut bila teman-teman memainkannya. Seingat saya, sebelum bermain, kita harus menyiapkan beberapa ranting pohon kering, dengan ukuran tertentu setelah itu melubangi tanah dengan bentuk lonjong memanjang. Salah satu ranting diletakkan diatas lubang tersebut. Selanjutnya, maaf..maaf..maaf, saya tidak ingat!

6.    Congklak (Pa-a)
Alat yang digunakan dalam permainan ini adalah pecahan-pecahan genteng. Congklak biasa dimainkan oleh para gadis. Congklak dimulai dengan menggambar bentuk tertentu seperti bentuk manusia, atau hanya bentuk persegi yang dibagi menjadi beberapa kotak-kotak kecil, dan terdapat satu kotak start dan satu kotak finish. Pemain meletakkan kelereng pada kotak start kemudian melewati kotak-kotak yang lain dengan cara melompat sambil mengangkat salah satu kaki. Setelah sampai pada kotak finish, pemain melemparkan kelerengnya pada kotak yang dikehendaki. Bila kelereng masuk kotak dengan tepat, maka kotak tersebut menjadi milik permain, dst

7.    Dakon
Dakon ini dimainkan oleh dua orang. Alat yang digunakan adalah biji dakon yang bentuknya mirip kerang, atau bisa diganti dengan batu-batu kecil. Papan dakon terdiri dari enam belas lubang, yang dibagi menjadi tujuh lubang yang berhadapan dan dua lubang kiri dan kanan. Permainan yang notabene mampu melatih kemampuan motorik ini diawali dengan menaruh biji dakon di dalam tiap-tiap lubang. Di akhir permainan, lubang siapakah yang paling banyak terisi biji, itulah pemenangnya.

8.    Betengan
Betengan dimainkan oleh dua grup, masing-masing terdiri dari empat sampai delapan orang. Masing-masing grup memilih tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, pohon atau pilar sebagai ‘beteng’. Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih beteng lawan dengan cara meneriakkan kata beteng!. Kemenangan juga bisa diraih dengan ‘menawan’ seluruh anggota lawan dengan cara menyentuh tubuh mereka. Bisa dibayangkan, bagaiman serunya permainan ini dulu ketika kita memainkannya, bukan?

Nah, itu adalah beberapa permainan tradisional masa kecil kita, rek. Warisan leluhur yang diyakini para akademis mampu merangsang kecerdasan anak, dan melatih jiwa sportivitas. Selain memberikan kesenangan, keuntungan yang diperoleh anak ketika bermain adalah perkembangan fisik, kognisi, bahasa, kreativitas, negosiasi, empati, kompetisi sosial, dsb. Jadi bisa disimpulkan, permainan di atas mampu mempengaruhi IQ dan EQ anak. Sayangnya permainan yang sarat manfaat ini telah tergeser dengan permainan modern yang manfaatnya belum tentu sebanyak permainan tradisional.

Betewe, dari permainan di atas mana nih yang paling kalian seneng dan benci? Kalau saya suka banget sama bekel. Apalagi petak umpet, karena selalu bisa mengelabuhi seeker dengan mengganti warna tubuh. Tubuh saya akan menjadi hijau bila bersembunyi dibalik semak-semak, dan menjadi putih bila sembunyi di belakang tembok (tentu ini bohong, emang saya bungklon..). Dan yang paling saya benci adalah monopoli. Kenapa, karena saya jarang menang sekalipun melawan keponakan. Mungkin gak bakat jadi orang kaya, kali.. So, gimana dengan kalian??? (Intan Crystal-ngantang.com)

Related Post



0 komentar:

Blogger Template by Clairvo