Tampilkan postingan dengan label Wilayah Ngantang. Tampilkan semua postingan
Kamis, 24 Januari 2013
Desa Sumberagung adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Ngantang. Desa ini merupakan desa yang tergolong luas wilayahnya. Kecamatan Ngantang mempunyai 13 desa, diantaranya adalah Desa Sumberagung. Secara administratif Desa Sumberagung termasuk dalam wilayah Kecamatan Ngantang yang terletak dibagian barat. Jarak Desa dengan ibu kota Kecamatan 1 km. adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut:
§ Sebelah Utara : Desa Tulungrejo.
§ Sebelah Timur : Hutan.
§ Sebelah Barat : Desa Mulyorejo.
§ Sebelah Selatan : Desa Kaumrejo.
Dengan Luas wilayah seluruhnya adalah 756.688 ha, dapat dirinci menurut penggunaannya sebagai berikut:
§ Luas sawah : 109.155 ha.
§ Luas Tanah Tegalan : 269.900 ha.
§ Luas Tanah Pemukiman : 80.329 ha.
§ Luas Tanah Hutan : 291.300 ha.
§ Luas Tanah Makam : 4 ha.
§ Lain-lain : 6.000 ha.
Selasa, 15 Januari 2013
Senin, 14 Januari 2013
Jalur Alternatif Malang-Blitar
Oleh Wong Ngantang - Senin, Januari 14, 2013 | Berita Ngantang | , Wilayah Ngantang | 0 comments
Mungkin jarang yang mengetahui
kalau sebenarnya di Ngantang ini terdapat jalur alternatif untuk menuju
kabupaten Blitar. Bahkan sangat mungkin kalau Google Maps sendiri juga bingung saat diminta mencari jalan
alternatif Malang – Blitar lewat Ngantang. Ya maklum lah, jalan alternatif ini
memang “kurang terlihat”, apalagi ditambah letak jalannya yang harus menembus
hutan dan persawahan.
Jalan alternatif ini jika dari
jalan Raya Malang-Kediri dimulai dari pertigaan Kambal menuju arah Selorejo.
Terus mengikuti jalan ini sampai mendekati pintu gerbang masuk wisata Selorejo,
akan ditemui sebuah pertigaan (pertigaan mBanu), belok ke arah kiri. Sampai di
sini kita bisa berhenti sejenak di taman Wisata Selorejo tentunya.
Melanjutkan perjalanan, susuri
terus jalan ini sampai di pertigaan Sekar, lurus terus menuju Pagersari. Jika
sebelumnya pemandangan jalan disuguhi dengan perumahan penduduk serta beberapa
persawahan, setelah melewati pertigaan ini kita akan lebih banyak disuguhi
pemandangan alam seperti hutan, sungai dan persawahan. Jalan disini sangat
cocok jika ingin berfoto ria dengan latar belakang yang benar benar alami.
Senin, 10 Desember 2012

Bendungan Selorejo merupakan ikon wisata utama di Ngantang. Disebut bendungan karena memang daerah ini dulu bukanlah sebuah danau alami, tetapi merupakan aliran sungai yang dibendung untuk menjadi sebuah waduk, yaitu dengan membendung aliran sungai Konto sebagai sumber pemasukan utama air ke waduk.
Pembangunan waduk ini membutuhkan waktu yang tak sedikit.
Proses pembangunan dimulai pada tahun 1963. Pelaksana pembangunan bendungan ini
pada awalnya adalah PN Waskita Raya dibawah naungan Direktorat Pengairan
Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik dengan supervisi dari Dinas
Pengairan Provinsi Jawa Timur. Pelaksanaan pembangunan bendungan dilanjutkan
oleh Badan Penyelenggara Proyek Induk Serbaguna Brantas (BAPPRO BRANTAS) pada
tahun 1965.
Kamis, 06 Desember 2012
Desa Kaumrejo adalah desa jantung Kecamatan Ngantang karena keberadaan Pasar Ngantang dan Kantor Kecamatan serta Perkantoran Pemerintah yang lain seperti PLN, Kantor Pos, Kantor Polisi, Puskesmas, PDAM, dan Koramil berada di dalam wilayah Desa Kaumrejo ini. Secara umum penggambaran Desa Kaumrejo sudah tidak asing lagi bagi keseluruhan warga Kecamatan Ngantang. Adapun sejarah mengapa Desa Kaumrejo bisa menjadi pusat kota di Kecamatan Ngantang.
Nama Desa Kaumrejo diambil dari perpaduan dukuh Kauman dengan Selorejo yaitu Kaum dan Rejo kemudian ditempatkan di Dukuh Prabon. Dengan demikian pusat pemerintahan Desa Kaumrejo terletak di Dukuh Prabon sampai sekarang. Sedangkan wilayahnya dibagi menjadi lima pedukuhan yaitu Selorejo (Sondel), Kauman, Jatus(gading), Prabon I dan Prabon II. Karena padatnya penduduk Dusun Prabon menjadikannya harus di bagi menjadi 2 bagian.
Nama Desa Kaumrejo diambil dari perpaduan dukuh Kauman dengan Selorejo yaitu Kaum dan Rejo kemudian ditempatkan di Dukuh Prabon. Dengan demikian pusat pemerintahan Desa Kaumrejo terletak di Dukuh Prabon sampai sekarang. Sedangkan wilayahnya dibagi menjadi lima pedukuhan yaitu Selorejo (Sondel), Kauman, Jatus(gading), Prabon I dan Prabon II. Karena padatnya penduduk Dusun Prabon menjadikannya harus di bagi menjadi 2 bagian.
Jumat, 30 November 2012
Sungai Konto merupakan salah satu sungai besar di Kecamatan Ngantang.Sungai ini mengalir berdampingan dengan jalan raya Malang – Kediri. Bersama
beberapa sungai kecil lain, Sungai Konto yang bersumber dari dataran tinggi di Kecamatan Pujon ini berakhir dan dibendung di Ngantang menjadi bendungan yang kini disebut Bendungan Selorejo. Tujuan pembuatan itu sendiri dimanfaatkan untuk irigasi dan pariwisata. Sungai
yang berwarna coklat karena mengandung material erosi ini termasuk sungai yang
berarus deras dan berkelok kelok khas sungai pegunungan.
Sungai ini mengalir melintasi Kecamatan Ngantang yang mengakibatkan
daerah Ngantang menjadi seolah olah terbelah menjadi dua, yaitu Ngantang daerah
“Lor Konto” dan “Kidul Konto”. Gambar diatas adalah jalan alternatif para petani dari Lor Konto dan Kidul Konto yaitu dari Dusun Kambal Desa Mulyorejo menuju Dusun nJeruk Desa Purworejo.
Selasa, 27 November 2012
Desa Pagersari adalah salah satu dari 13 (tiga belas) desa di Wilayah Kecamatan Ngantang yang terletak antara 70481 15” – 7057125” LS antara 1120 181 30” – 1120 261 30” dengan ketinggian antara 775-1100 M dari permukaan laut yang berada disebelah barat Kabupaten Malang, sebelah selatan Kecamatan Ngantang dengan batas-batas wilayah yaitu : Utara Desa Sidodadi, Selatan Desa Krisik (Kab. Blitar), Barat dan Timur dengan hutan.
Selain
itu Desa Pagersari memiliki kemiringan wilayah 15% - 55%, dengan suhu rata-rata
220 C dengan curah hujan 2240. Jenis tanah yang dimiliki oleh Desa Pagersari antara lain Regosol (Entisol) deretan kaki
Gunung Kelud.
Jumat, 23 November 2012
Bendungan Selorejo Ngantang
Oleh Wong Ngantang - Jumat, November 23, 2012 | Berita Ngantang | , Wilayah Ngantang | 0 comments
Taman Wisata Bendungan Selorejo atau yang biasa disingkat dengan
Bendungan Selorejo atau juga sering dipanggil Waduk Selorejo merupakan ikon
wisata utama di Kecamatan Ngantang. Taman wisata yang terletak di antara Gunung
Kelud, Gunung Kawi dan jejeran pegunungan lainnya ini membuat kawasan wisata ini sejuk
dan asri. Ditambah dengan pemandangan alam yang sangat indah pasti akan
mengukir kesan tersendiri di hati para pengunjungnya.
Senin, 19 November 2012
Suasana Kecamatan Ngantang yang identik dengan jalan berkelok dan naik turun, hutan, sawah dan sungai serta hawa yang sejuk menyimpan banyak potensi didalamnya. Letak Kecamatan Ngantang yang berada diantara bukit Selokurung, Gunung Arjuno dan Gunung Kelud membuatnya menyimpan banyak potensi alam. Salah satu potensi wisata terbesarnya adalah Bendungan Selorejo atau biasa disebut warga dengan Waduk Selorejo, lalapan mujaer sebagai kulinernya dan buah durian sebagai hidangan musimannya.
Selasa, 13 November 2012
Salah satu desa di kecamatan Ngantang adalah desa Purworejo. Di desa ini terdapat empat dukuh/dusun yaitu Tokol, nJeruk, Pakan, dan mBinangsri.
Dukuh nJeruk berada diantara dukuh Tokol dan Pakan. nJeruk dan Tokol tidak ada pembatasnya, sedangkan antara nJeruk dan Pakan terdapat pembatas jalan yang curam sepanjang 30 meter yang lebih dikenal dengan jalan mBureng.
Di pertengahan jalan Mbureng, terdapat sumber mata air yang begitu jernih. Tidak diketahui sejak kapan sumber mata air itu muncul. Airnya yang begitu jernih dan segar membuat banyak penduduk dari nJeruk, Pakan ataupun Binangsri datang untuk mencuci baju atau hanya sekedar bermain air di sumber mata air itu.
Asal nama dukuh nJeruk berawal dari banyaknya jeruk liar yang tumbuh di sekitar wilayah itu. Jeruk liar itu tumbuh dengan sendirinya tanpa ada yang merawat. Buah dari tanaman itu dipetik untuk dimakan oleh penduduk. Kabarnya tanaman jeruk liar tersebut telah dibabat habis dan dibukalah lahan itu menjadi sebuah perkampungan dengan nama nJeruk.
Dukuh nJeruk berada diantara dukuh Tokol dan Pakan. nJeruk dan Tokol tidak ada pembatasnya, sedangkan antara nJeruk dan Pakan terdapat pembatas jalan yang curam sepanjang 30 meter yang lebih dikenal dengan jalan mBureng.
Di pertengahan jalan Mbureng, terdapat sumber mata air yang begitu jernih. Tidak diketahui sejak kapan sumber mata air itu muncul. Airnya yang begitu jernih dan segar membuat banyak penduduk dari nJeruk, Pakan ataupun Binangsri datang untuk mencuci baju atau hanya sekedar bermain air di sumber mata air itu.
Asal nama dukuh nJeruk berawal dari banyaknya jeruk liar yang tumbuh di sekitar wilayah itu. Jeruk liar itu tumbuh dengan sendirinya tanpa ada yang merawat. Buah dari tanaman itu dipetik untuk dimakan oleh penduduk. Kabarnya tanaman jeruk liar tersebut telah dibabat habis dan dibukalah lahan itu menjadi sebuah perkampungan dengan nama nJeruk.
Kamis, 01 November 2012
Eksotik Puthuk ngGendong
Oleh Wong Ngantang - Kamis, November 01, 2012 | Opini | , Wilayah Ngantang | 0 comments
Mendenger nama Puthuk ngGendong tentunya masih kurang familiar di telinga orang Kidul Konto meskipun hampir semua orang Lor Konto tahu akan indahnya tempat ini.
Puthuk ngGendong adalah salah satu tempat tersembunyi di Blendrang, tempat bersandarnya "perahu bud" selain di tempat Wisata Waduk Selorejo. Puthuk ngGendong bisa disebut tempat tersembunyi karena tempat ini hanya bisa di lihat waktu bulan September hingga Februari. Kenapa ? Kok Bisa ?Orang yang tidak pernah mendengar atau melihat langsung tempat ini pasti bertanya seperti itu. Begini penjelasan tentang Puthuk nGendong. Nama Puthuk ngGendong berasal dari Bahasa Jawa yang dapat di artikan Ujung Lekuk. Nama itu dilandasi karena Puthuk ngGendong adalah sebuah puncak tertinggi dari relief tanah yang mengelilinginya berbentuk cekung kebawah. Sebelum adanya Waduk Selorejo, tempat ini terlihat tinggi di pedukuhan Blendrang, namun sekarang justru terlihat sisi lain keelokannya.
Rabu, 24 Oktober 2012
Sebutan Nama Tempat Di Ngantang
Oleh Wong Ngantang - Rabu, Oktober 24, 2012 | Wilayah Ngantang | 3 comments
Secara resmi susunan pemerintah Kecamatan Ngantang terdiri dari 13 Desa dengan seperempat wilayahnya adalah Waduk Selorejo. Wilayah yang cukup luas dengan hamparan sawah dan perkebunan membuat kepadatan penduduk di Ngantang tidak merata.
Disinilah awal mula nama dusun menjadi lebih populer daripada nama desa. Contohnya adalah Desa Waturejo yang nama desanya sudah jarang dipakai dalam percakapan sehari hari karena lebih sering mengucapkan nama dusunnya seperti "Kwatu" atau "mBergondo" . Kebiasaan mengucapkan nama dusun dan mempermudah pengucapannya seperti Sumbergondo manjadi mBergondo, Ngadirejo menjadi Ngaderjo juga menjadi bahasa khas di Ngantang padahal nama dusun-nya adalah Dusun Sumbermulyo Desa Sumberagung.
Pengucapan seperti itu tidak hanya ada di Desa Waturejo saja. Nama Sondel adalah nama paling unik di antara nama seluruh tempat di Ngantang. Sondel adalah nama tempat di Desa Kaumrejo yang terletak di bawah Bukit Selokurung. Sebenarnya nama Dusun di Sondel adalah Dusun Selokurung, tapi semua warga Ngantang tidak ada yang pernah mengucapkan nama desa atau nama dusunnya karena lebih mudah mengucapkannya dengan nama "Sondel". Menurut beberapa narasumber nama Sondel dulu di ambil dari Belanda yang membangun pos militer disana di jaman penjajahan.
Disinilah awal mula nama dusun menjadi lebih populer daripada nama desa. Contohnya adalah Desa Waturejo yang nama desanya sudah jarang dipakai dalam percakapan sehari hari karena lebih sering mengucapkan nama dusunnya seperti "Kwatu" atau "mBergondo" . Kebiasaan mengucapkan nama dusun dan mempermudah pengucapannya seperti Sumbergondo manjadi mBergondo, Ngadirejo menjadi Ngaderjo juga menjadi bahasa khas di Ngantang padahal nama dusun-nya adalah Dusun Sumbermulyo Desa Sumberagung.
Pengucapan seperti itu tidak hanya ada di Desa Waturejo saja. Nama Sondel adalah nama paling unik di antara nama seluruh tempat di Ngantang. Sondel adalah nama tempat di Desa Kaumrejo yang terletak di bawah Bukit Selokurung. Sebenarnya nama Dusun di Sondel adalah Dusun Selokurung, tapi semua warga Ngantang tidak ada yang pernah mengucapkan nama desa atau nama dusunnya karena lebih mudah mengucapkannya dengan nama "Sondel". Menurut beberapa narasumber nama Sondel dulu di ambil dari Belanda yang membangun pos militer disana di jaman penjajahan.
Selasa, 23 Oktober 2012
Pembagian Wilayah di Ngantang
Oleh Wong Ngantang - Selasa, Oktober 23, 2012 | Wilayah Ngantang | 0 comments
Orang Ngantang sering memilah wilayahnya dengan sebutan Lor Konto dan Kidul Konto. Hal ini membuat beberapa orang di luar Ngantang bertanya - tanya tentang apa penyebab istilah itu beredar. Karena pada dasarnya kehidupan orang Ngantang Lor Konto dan Kidul Konto punya istilah bahasa dan budaya yang sedikit berbeda.
Penyebab utama pembagian wilayah itu tak lepas dari eksistensinya Kali Konto atau bahasa Indonesia - nya Sungai Konto. Sungai lumayan panjang dan besar ini bersumber dari dataran tinggi Kecamatan Pujon yaitu kecamatan yang berbatasan langsung dengan sebelah timur Kecamatan Ngantang. Kali Konto membentang panjang di sepanjang jalan raya mulai dari Pujon Mantung dan bermuara di Waduk Selorejo Ngantang.
Lor Konto adalah wilayah sebelah utara Kali Konto yang dimulai dari Dusun Kambal Desa Mulyorejo, Desa Sumberagung, Desa Kaumrejo, Desa Tulungrejo, Desa Waturejo hingga Desa Jombok yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Kasembon.
Jika orang Kidul Konto akan pergi ke Desa Kaumrejo, Desa Sumberagung atau ke Desa Tulungrejo mereka sering bilang akan pergi ke Ngantang. Istilah itu tentu muncul karena ketiga desa Lor Konto ini adalah desa terdekat dengan Pasar, Kantor Kecamatan Ngantang serta perkantoran penting lainnya. Padahal orang Kidul Konto sendiri adalah orang Ngantang tapi "lidah" pergi ke Ngantang sudah mendarah daging di benak mereka. Kebiasaan pengucapan ini juga berlaku untuk orang di Desa Jombok dan Desa Waturejo.
Penyebab utama pembagian wilayah itu tak lepas dari eksistensinya Kali Konto atau bahasa Indonesia - nya Sungai Konto. Sungai lumayan panjang dan besar ini bersumber dari dataran tinggi Kecamatan Pujon yaitu kecamatan yang berbatasan langsung dengan sebelah timur Kecamatan Ngantang. Kali Konto membentang panjang di sepanjang jalan raya mulai dari Pujon Mantung dan bermuara di Waduk Selorejo Ngantang.
Lor Konto adalah wilayah sebelah utara Kali Konto yang dimulai dari Dusun Kambal Desa Mulyorejo, Desa Sumberagung, Desa Kaumrejo, Desa Tulungrejo, Desa Waturejo hingga Desa Jombok yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Kasembon.
Jika orang Kidul Konto akan pergi ke Desa Kaumrejo, Desa Sumberagung atau ke Desa Tulungrejo mereka sering bilang akan pergi ke Ngantang. Istilah itu tentu muncul karena ketiga desa Lor Konto ini adalah desa terdekat dengan Pasar, Kantor Kecamatan Ngantang serta perkantoran penting lainnya. Padahal orang Kidul Konto sendiri adalah orang Ngantang tapi "lidah" pergi ke Ngantang sudah mendarah daging di benak mereka. Kebiasaan pengucapan ini juga berlaku untuk orang di Desa Jombok dan Desa Waturejo.
Minggu, 21 Oktober 2012
Keunikan Telon Ngantang
Oleh Wong Ngantang - Minggu, Oktober 21, 2012 | Wilayah Ngantang | 2 comments
Semua orang mulai dari Malang, Jombang dan Kediri pastinya tahu tentang keberadaan Telon Ngantang dengan maskot Monumen Palagan Mendalan yang berdiri kokoh setinggi +10 meter di sebelah selatannya.
Sebenarnya masyarakat Ngantang sudah lama menyadari kalau istilah “Telon Ngantang” atau menurut kamus bahasa Jawa “Pertelon Ngantang” atau bahasa Indonesia – nya “Pertigaan Ngantang” itu harus di ganti dengan “Prapatan Ngantang” atau bahasa Indonesia – nya “Perempatan Ngantang”. Karena di Telon Ngantang memang ada 4 jalan yaitu arah timur ke arah Kota Batu dan Malang, ke barat arah Jombang dan Kediri, ke Selatan arah Pasar Ngantang dan Kantor Camat serta kantor – kantor penting lainnya, yang terakhir adalah ke utara arah Desa Tulungrejo. Arah utara ini yang “tidak dianggap jalan” oleh “lidah warga Ngantang.”
Jaman dahulu kala sebelum di bangun proyek pembangunan Waduk Selorejo, Telon Ngantang adalah titik paling strategis di Ngantang. Arah selatan dari Telon Ngantang bisa mencakup sebagian besar wilayah Ngantang hingga berbatasan langsung dengan Blitar atau berbelok ke kiri di pertigaan mBanu untuk pergi ke Kota Batu dan Malang. Tetapi setelah adanya Waduk Selorejo arah selatan Telon Ngantang hanya mencakup +2km saja karena berbatasan langsung dengan Waduk Selorejo.
Sebenarnya masyarakat Ngantang sudah lama menyadari kalau istilah “Telon Ngantang” atau menurut kamus bahasa Jawa “Pertelon Ngantang” atau bahasa Indonesia – nya “Pertigaan Ngantang” itu harus di ganti dengan “Prapatan Ngantang” atau bahasa Indonesia – nya “Perempatan Ngantang”. Karena di Telon Ngantang memang ada 4 jalan yaitu arah timur ke arah Kota Batu dan Malang, ke barat arah Jombang dan Kediri, ke Selatan arah Pasar Ngantang dan Kantor Camat serta kantor – kantor penting lainnya, yang terakhir adalah ke utara arah Desa Tulungrejo. Arah utara ini yang “tidak dianggap jalan” oleh “lidah warga Ngantang.”
Jaman dahulu kala sebelum di bangun proyek pembangunan Waduk Selorejo, Telon Ngantang adalah titik paling strategis di Ngantang. Arah selatan dari Telon Ngantang bisa mencakup sebagian besar wilayah Ngantang hingga berbatasan langsung dengan Blitar atau berbelok ke kiri di pertigaan mBanu untuk pergi ke Kota Batu dan Malang. Tetapi setelah adanya Waduk Selorejo arah selatan Telon Ngantang hanya mencakup +2km saja karena berbatasan langsung dengan Waduk Selorejo.
Langganan:
Komentar (Atom)
























