Tampilkan postingan dengan label Mitos Ngantang. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 November 2012

Ikan Mas Bertindik di Waduk Selorejo Ngantang

Oleh Wong Ngantang - Kamis, November 22, 2012 | 4 comments

Ketika berkunjung ke Waduk Selorejo Ngantang, pasti yang diketahui pembaca hanyalah panorama keindahan Waduk Selorejo Ngantang, keheningan dan ketenangan ketika berada disana saja. Di samping hal itu, sesungguhnya tersembunyi sebuah mitos yang mungkin warga Ngantang sendiri masih banyak yang belum mengetahuinya, apalagi warga luar Ngantang yang berkunjung ke Waduk Selorejo Ngantang.

Mitos yang berkembang di Waduk Selorejo itu ialah keberadaan ikan mas raksasa yang bertindik yang berada di dasar Waduk Selorejo Ngantang, lebih tepatnya berada di bagian perbatasan antara pusat kuliner dengan kebun jambu. Menurut nara sumber, di dasar waduk tersebut terdapat sesuatu seperti sebuah kastil besar yang dikelilingi oleh tulang kepala kerbau yang saling tumpang tindih dan berjajar-jajar. Ikan mas itu bukan sembarang ikan mas. Selain ikan mas itu raksasa dan bertindik, ternyata ikan mas raksasa itu sebenarnya ialah seorang wanita berparas jelita yang memakai sanggul, mahkota, anting emas bundar besar, kebayak jawa (berwarna merah,putih dan hitam) dan jarik batik (kain batik yang dibuat rok panjang tanpa jaitan).

Kamis, 18 Oktober 2012

Mitos Pernikahan Antar Desa Di Ngantang

Oleh Wong Ngantang - Kamis, Oktober 18, 2012 | 3 comments

Ngantang yang lebih di kenal dengan Waduk Selorejo – nya ternyata memiliki beberapa mitos yang beredar di masyarakatnya. Salah satunya adalah mitos 3 desa. Dari ke 13 desa yang ada di Ngantang ada 3 desa yang memiliki mitos yang sampai sekarang masih beredar.

Sebut saja Desa Kaumrejo, Desa Sumberagung dan Desa Tulungrejo. Ketiga desa ini bisa di bilang titik fokusnya warga Ngantang, karena letak Kantor Camat, PLN, Kantor Pos, Kantor Polisi dan Pasar Ngantang berada di Desa Kaumrejo, Lapangan resmi Karaeng Galesong Ngantang, Taman Makam Pahlawan Moestadjab Ngantang dan SMP Negeri 01 Ngantang berada di Sumberagung, sedangkan Tulungrejo adalah desa terdekat yang berbatasan langsung dengan ke dua desa penting di Ngantang itu tanpa melalui hamparan sawah yang luas karena cuma berbatasan dengan +100m perkebunan kopi.

Mitos ketiga desa ini adalah tidak boleh menikahkan anak cucunya dari antar desa karena akan terjadi musibah. Misalnya, cewek Kaumrejo menikah dengan cowok Sumberagung atau sebaliknya termasuk dengan orang Tulungrejo. Kata orang tua itu namanya “nyabrang segoro getih” atau bahasa Indonesia – nya “Menyeberangi Lautan Darah”. Mendengar kalimat itu tentu saja membuat bulu kuduk berdiri. Terdengar sangat sakral dan mencekam.

Blogger Template by Clairvo