Jumat, 12 Juli 2013

Penanggulangan Serius Masalah Eceng Gondok

Oleh Wong Ngantang - Jumat, Juli 12, 2013 | , 0 comments

Eceng Gondok merupakan tumbuhan yang tidak asing bagi warga Ngantang khususnya yang tinggal di dekat area Waduk Selorejo. Keberadaan tumbuhan yang cepat berkembang biak ini cukup mengganggu aktifitas nelayan dalam mencari ikan. Selain itu banyak juga warga yang memiliki sawah atau kebun di seberang waduk harus susah payah untuk menyeberangi hamparan Eceng Gondok yang menutupi hampir 30% perairan Waduk Selorejo.

Dibalik kecantikan bunganya, Eceng Gondok Si Gulma Cantik ini juga dapat membawa dampak buruk di berbagai bidang. Seperti wabah nyamuk yang berada di kota-kota besar. Nyamuk yang hidup dan berkembang biak di hamparan Eceng Gondok juga dapat menimbulkan penyakit Malaria dan Cikungunya. Meskipun jumlah penderita penyakit itu sedikit, tetapi jika di bandingkan Waduk Selorejo dahulu tanpa Eceng Gondok jauh lebih bersih dan sehat tanpa nyamuk. Persoalan nyamuk dan Eceng Gondok cukup dirasakan para nelayan. Bahkan waktu menyeberangi hamparan Eceng Gondok satu nelayan saja bisa di selimuti nyamuk hingga berjumlah ratusan ekor.


Dampak buruk yang lain dari Eceng Gondok adalah di bidang perikanan. Tambak - tambak warga yang sudah mulai berjalan membaik dari tahun ke tahun menjadi hancur dan tidak bisa beroperasi lagi. Tentu saja hal itu mematikan roda perekonimian para nelayan dan penduduk di sekitar Waduk Selorejo. Harga ikan di Pasar Ngantang dari hasil waduk juga meningkat tajam mengingat sulitnya mendapatkan ikan di tengah lautan Eceng Gondok.

Tidak sampai disitu saja permasalahan Eceng Gondok. Melihat luasnya hamparan Eceng Gondok membuat hilangnya keindahan Waduk Selorejo. Dampak itu berpengaruh langsung dalam bidang pariwisata dan menurunnya jumlah pengunjung. Sementara orang - orang yang berprofesi menyewakan perahu untuk mengelilingi waduk juga harus merelakan penghasilannya yang berangsur - angsur semakin menurun.


Dengan tekad besar akhirnya warga pun berkumpul untuk membahas masalah serius ini. Akhirnya demo Eceng Gondok pada pihak Jasa Tirta selaku penanggung jawab dan pengelola waduk di gelar. Para warga dari berbagai profesi ini hanya mendapatkan kata sepakat dari Jasa Tirta. Realisasi penanggulangan Eceng Gondok masih belum benar - benar terlihat. Demo kedua pun di gelar dengan melibatkan masa lebih banyak dan pihak berwenang lainnya seperti kepolisian dan kantor kecamatan. Dengan banyak tekanan dari berbagai pihak, kata sepakat itu berubah menjadi realisasi janji dengan mendatangkan 2 alat berat untuk menepikan sedikit demi sedikit Eceng Gondok yang berjumlah ribuan ton itu. Beberapa bulan kemudian 2 alat berat ditambahkan lagi untuk menyisir Eceng Gondok di titik lain.

Selain 4 alat berat, pihak Jasa Tirta juga membuat tali tambang super panjang hingga membelah sepertiga area waduk untuk mencegah meluasnya Eceng Gondok di area tertentu. Usaha ekstra keras itu tentu saja mendapatkan hasil yang memuaskan. Setelah hampir 4 bulan jumlah Eceng Gondok di perairan Waduk Selorejo sudah berkurang hingga lebih dari 50%. Nelayan sekarang bisa bebas berlalu lalang tanpa kesulitan menyeberangi Eceng Gondok. Tentunya juga tanpa nyamuk. Pencari ikan menggunakan pancing, jala dan jaring juga bisa melakukan aktifitasnya dengan lancar. Sejalan dengan itu, para penyewa perahu juga mendapatkan penghasilan yang mereka butuhkan lagi meskipun dalam proyek pembersihan Eceng Gondok ini Perahu Boat berpindah pos dari Blendrang pindah ke Lapangan Gading.

Ada api memang ada asap. Eceng Gondok di perairan Waduk Selorejo memang lebih dari 50% sudah di angkat dari waduk. Tetapi limbah Eceng Gondok yang ditepikan cukup mengganggu pesisir Waduk. Hingga lapangan Blendrang dan beberapa tempat lain di pesisir waduk menjadi bukit limbah Eceng Gondok. Lalu siapa yang akan membereskan "bukit" ini ? Siapa yang akan menjadikan Blendrang dan Bumi Perkemahan Gading menjadi bersih seperti dulu ? Bayu Eswe-ngantang.com

Related Post



0 komentar:

Blogger Template by Clairvo