<<BACK
Aku hanya melihat kakaku dari dalam kamar. “Kakaku sayang!” kataku singkat, tanpa kusadari aku mulai menangis, aku menangis cukup lama sore itu.
“Yas, jangan lupa kunci
rumah kalau mau keluar, jangn kemana-mana, dirumah aja!” pesan ayahku sebelum
beliau mengantar kakaku ke kosanya. “kenapa ga ikut aja nduk?” kata ibuku.
“Males!” jawabku singkat kemudian masuk. Ayah dan ibuku tak menghiraukan aku,
mereka langsung pergi begitu saja. Aku hanya melihat kakaku dari dalam kamar.
“Kakaku sayang!” kataku singkat, tanpa kusadari aku mulai menangis, aku menangis cukup lama sore itu.
Berminggu-minggu berlalu
setelah kepergianya, dan sekarang mulai ada rasa rindu dibenakku. Sampai hari
istimewaku datang, saat itu sepulang sekolah, hari sabtu, tepatnya dihari
ulangtahunku “He yas!” teriak seorang yang memanggilku, aku kebingun mencari
sosok itu, karena ramai sekali waktu itu. Eiitzz… “Kakak!” teriaku sumringah,
kakaku datang menjemputku hari itu, tak percaya rasanya, “Ayo naik!” katanya.
“Mau kemana?” tanyaku penasaran menahan senyum. “Udalah ayo ikut, ga nyesel
deh!” katanya, tak lama akupun sudah berada di boncenganya. 10 menit menempuh
perjalanan, akhirnya kakaku berhenti disuatu tempat. Tempat ini adalah tempat
dimana kita dulu sering menghabiskan waktu bersama semasa aku masih duduk di bangku
Sekolah Dasar. Kemudian aku turun dari sepeda, kakaku langsung menggiringku ke
suatu saung, tempat penuh kenangan.
“HAPPY BIRTHDAY yaa…!” kata kakaku
dengan memberikan sebuah kue tart dengan tulisan “Happy Birthday Adekku Sayang” melihat tulisan itu aku
langsung menangis dan memeluk kakaku. “Maaf ya kemaren-kamaren aku udah buat
kamu kesel, tau ngga yas, aku ngelakuin itu karena aku sayang sama kamu, aku
sebenernya ga mau jauh sama kamu yas, dan itulah yang membuat aku berubah, aku
ngerti kok
perasaan kamu kemaren-kemaren, sama kaya apa yang kurasain, kakak mana sih yang
bisa jauh sama adeknya yang super nyebelin, cengen, manja, dsb!” katanya sambil
nyengis-nyengir, dan membuatku kemudian tertawa keras. “Aku ngga cengeng!”
teriaku ditelinga kakaku “Buktinya kamu nangis, udalah yang cengeng ya
cengeng!” katanya sambil ketawa lihat ekspresiku. “Jadi kamu berubah karna ga
mau ninggalin aku sendiri kak, hahaha ga ada yang masakin kamu gitu, kamu
berarti yang manja!” kataku dengan nada ketus. “Yee aku udah bisaa nyuci,
masak, setrika, beres-beres juga, lihat aja kamar aku lebih rapi dibanding
kamar kamu!” jawabnya tak mau kalah. “Kenapa loe jadi curhat ke gue, dan teyuus
gue harus bilang WOOOW gitooee?” ejekku.
Akhirnya canda tawa yang kudapat hari ini dan
aku sadar, ternyata kakak sayang sama aku, bahkan lebih dari apa yang
kurasakan. Sebelum pulang aku bertanya,“Kak boleh ngga aku panggil kamu Kakaku
Sayang?” “Bolehh, terserah kamu!” jawabnya sambil tersenyum. “Terserah ya, aku
tambahin kalau gitu!” kataku “Apa emang?” Tanyanya “KAKAKU SAYANG, KAKAKU
SELANG!” jawabku bangga. “Tyass, aku kan udaah bilang jangan panggil aku selang
lagi!!!” teriak kakaku. (Nazil
Rahayu-ngantang.com)
0 komentar: