Rabu, 16 Januari 2013

Kakakku Sayang, Kakakku Selang part 2

Oleh Wong Ngantang - Rabu, Januari 16, 2013 | 0 comments

<<BACK
Aku hanya melihat kakaku dari dalam kamar. “Kakaku sayang!” kataku singkat, tanpa kusadari aku mulai menangis, aku menangis cukup lama sore itu.

“Yas, jangan lupa kunci rumah kalau mau keluar, jangn kemana-mana, dirumah aja!” pesan ayahku sebelum beliau mengantar kakaku ke kosanya. “kenapa ga ikut aja nduk?” kata ibuku. “Males!” jawabku singkat kemudian masuk. Ayah dan ibuku tak menghiraukan aku, mereka langsung pergi begitu saja. Aku hanya melihat kakaku dari dalam kamar. “Kakaku sayang!” kataku singkat, tanpa kusadari aku mulai menangis, aku menangis cukup lama sore itu.

Berminggu-minggu berlalu setelah kepergianya, dan sekarang mulai ada rasa rindu dibenakku. Sampai hari istimewaku datang, saat itu sepulang sekolah, hari sabtu, tepatnya dihari ulangtahunku “He yas!” teriak seorang yang memanggilku, aku kebingun mencari sosok itu, karena ramai sekali waktu itu. Eiitzz… “Kakak!” teriaku sumringah, kakaku datang menjemputku hari itu, tak percaya rasanya, “Ayo naik!” katanya. “Mau kemana?” tanyaku penasaran menahan senyum. “Udalah ayo ikut, ga nyesel deh!” katanya, tak lama akupun sudah berada di boncenganya. 10 menit menempuh perjalanan, akhirnya kakaku berhenti disuatu tempat. Tempat ini adalah tempat dimana kita dulu sering menghabiskan waktu bersama semasa aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Kemudian aku turun dari sepeda, kakaku langsung menggiringku ke suatu saung, tempat penuh kenangan.

“HAPPY BIRTHDAY yaa…!” kata kakaku dengan memberikan sebuah kue tart dengan tulisan “Happy Birthday Adekku Sayang” melihat tulisan itu aku langsung menangis dan memeluk kakaku. “Maaf ya kemaren-kamaren aku udah buat kamu kesel, tau ngga yas, aku ngelakuin itu karena aku sayang sama kamu, aku sebenernya ga mau jauh sama kamu yas, dan itulah yang membuat aku berubah, aku ngerti kok perasaan kamu kemaren-kemaren, sama kaya apa yang kurasain, kakak mana sih yang bisa jauh sama adeknya yang super nyebelin, cengen, manja, dsb!” katanya sambil nyengis-nyengir, dan membuatku kemudian tertawa keras. “Aku ngga cengeng!” teriaku ditelinga kakaku “Buktinya kamu nangis, udalah yang cengeng ya cengeng!” katanya sambil ketawa lihat ekspresiku. “Jadi kamu berubah karna ga mau ninggalin aku sendiri kak, hahaha ga ada yang masakin kamu gitu, kamu berarti yang manja!” kataku dengan nada ketus. “Yee aku udah bisaa nyuci, masak, setrika, beres-beres juga, lihat aja kamar aku lebih rapi dibanding kamar kamu!” jawabnya tak mau kalah. “Kenapa loe jadi curhat ke gue, dan teyuus gue harus bilang WOOOW gitooee?” ejekku.

 Akhirnya canda tawa yang kudapat hari ini dan aku sadar, ternyata kakak sayang sama aku, bahkan lebih dari apa yang kurasakan. Sebelum pulang aku bertanya,“Kak boleh ngga aku panggil kamu Kakaku Sayang?” “Bolehh, terserah kamu!” jawabnya sambil tersenyum. “Terserah ya, aku tambahin kalau gitu!” kataku “Apa emang?” Tanyanya “KAKAKU SAYANG, KAKAKU SELANG!” jawabku bangga. “Tyass, aku kan udaah bilang jangan panggil aku selang lagi!!!” teriak kakaku. (Nazil Rahayu-ngantang.com)

Related Post



0 komentar:

Blogger Template by Clairvo