Sabtu, 26 Januari 2013

Alan Alay 2061 (part 3)

Oleh Wong Ngantang - Sabtu, Januari 26, 2013 | , 0 comments

<<BACK


Sabtu, 15 Januari 2061 jam 12.15. rumah Alan
Sambil bersitirahat setelah perjalanan dari sekolah. Ayah dan Bunda Alan mengobrol dengan Sesil dan Siska atau yang mereka kenal dengan nama Rika dan Indra tentang banyak hal, termasuk tentang cowok mereka. Obrolan itu berlangsung hingga setengah jam lebih. Bunda Alan dulu memang menganggap mereka seperti anak sendiri. Karena kadang Bunda Alan yang menyuapi mereka berdua sekaligus Alan dengan satu piring besar, kadang juga Bunda Alan yang mandiin mereka berdua.

Setelah banyak mengobrol, orang tua Alan pun memberi kesempatan mereka untuk melakukan pekerjaannya sebagai anak muda, yaitu bereksplorasi. Mereka bergegas masuk kedalam studio yang masih sangat leluasa meskipun sudah dimasuki 6 orang. Rencana mendirikan band ini seakan di ditakdirkan langit dan bumi, karena tadi pagi mereka mendapatkan informasi tentang acara Pentas Seni Sekolah yang akan dilaksanakan setelah Ujian Semester. Dalam acara itu setiap kelas wajib menampilkan 1 atau 2 penampilan.

“Ayok mulai.” seru Rani penuh semangat sambil duduk siap menonton aksi teman temannya.
“Lagu apa ?” Tanya Siska.
“Setia, kan kemaren udah kita nyanyiin bersama.” Kata June lalu menoleh ke Alan dan Achi.
“Boleh, Siska dan Sesil bisa kan ?” Tanya Alan.
“Ntar kita ikutin aja, tapi kita tahu lagunya kok.” jawab Sesil pelan.
Intro lagupun dilantunkan Achi dengan piano diiringi background lembut dari suara biola Siska begitu menghidupkan suasana sebelum bait pertama dinyanyikan.

deras hujan yang turun
mengingatkanku pada dirimu
aku masih disini untuk setia
selang waktu berganti
aku tak tahu engkau dimana
tapi aku mencoba untuk setia
Reff:
sesaat malam datang menjemput
kesendirianku
dan bila pagi datang ku tahu
kau tak di sampingku
aku masih di sini untuk setia

Sebelum putaran kedua lagu itu, irama intro terdengar semakin kompleks dengan harmonica Sesil yang turut mengisinya, Reff kedua Sesil dan Siska ikut menyanyi dengan mata berkaca - kaca menatap Alan yang juga sangat menjiwai lagu itu. Sesil dan Siska mengambil nada suara satu dan dua, sehingga terdengar sangat harmonis, tetapi di bait paling akhir yang memang di ulang tiga kali, June mengganti lirik lagunya. “Aku masih di Ngantang untuk setia”
Serentak suasana haru itu pun terpecah menjadi suasana penuh canda.

“Iya deh itu tadi lagu curahan hati kalian waktu kalian berpisah dulu, tapi sekarang kalian udah ketemu disini, di Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur Indonesia Raya tercinta. Jadi, biarkan itu jadi kenangan, Alay sendiri pernah ngomong ke aku, Next day pasti lebih baik. Dan sekarang…“ terocos June tanpa ragu.
“Udah udah udah, jangan ceramah aja kapan kita coba lagu berikutnya.” Potong Achi.
“Tapi bener lagu tadi sangat terasa penjiwaanya, meskipun aku sering dengar lagu itu tapi gak pernah terdengar sampai ke hati, lagu yang kalian bawakan tadi sangat bagus.” Puji Rani yang matanya ikut berkaca kaca mendengar lagu yang baru saja di mainkan teman - temannya.

June kemudian seperti sibuk sendiri mengaktifkan semua micropon yang ada. Dan ternyata ada 6 micropon lalu memberikan mereka satu persatu termasuk Alan yang tidak bisa menyanyi.
“Aku tadi seperti mendengar suara merdu selain dari aku, Achi dan Sesil yang punya micropon dalam kondisi on. Coba sekarang kita ulangi Reff lagu tadi bersama seperti tadi, dengan vocal saja. Alay, tolong back musiknya ya.” Pinta June.
Semuanya menyanyi dan tidak terdengar apa yang diinginkan June.

“Gini deh Jun, lebih baik kita nyanyi dulu satu persatu agar tahu batas kemampuan kita, dengan begitu kita bisa menempatkan posisi yang tepat.” Saran Siska ke June.
“Maksudnya apaan ?” Tanya June sambil menggaruk kepalanya.
“Achi memiliki suara sangat bagus, sangat disayangkan jika dia mengisi intro musik bukan vocal bait pertama lagu. Itu juga bukan berarti suara kamu tidak enak Jun, karakter vocal mu panjang seiring dengan nafasmu yang panjang, hal itu sangat besar manfaatnya sewaktu dalam keadaan lelah, kamu tetap bisa menyanyi dengan baik tanpa menurunkan kualitas vocalmu. “ Jelas Siska panjang lebar.

“June kan gak pernah kursus musik, jadi mana tahu hal dan aturan semacam itu.” Komentar Achi ke June.
“Tetapi kepekaan June pada nada sangat bagus. OK, kita mulai dari aku ya Jun !?” Siska menawarkan diri lalu menyanyikan satu bait reff sebuah lagu klasik dengan nada yang sulit tetapi masih terdengar sangat indah. “Gimana ?” Tanyanya setelah beraksi vocal.
“Sekarang giliranku ya.” Sesil pun menyusul dengan menyanyikan bait lagu klasik sederhana tetapi membawakannya dengan bagus dan tertata rapi.
“Ini aku ikut juga ya ?” Tanya Rani tidak percaya diri.
“Iya gak apa – apa, gak usah malu.” Jawab Siska sambil senyum.
“Hmmm…aku gak bisa nyanyi…hmm nyanyi apa ya..?” Diam beberapa saat lalu menyanyikan bait Reff lagu Melly Goeslaw - Bunda

Kata mereka diriku slalu dimanja
Kata mereka diriku slalu ditimang
Ooohhh bunda ada dan tiada dirimu kan selalu
Ada di dalam hatiku

Ditengah lagu Achi mengikuti alunan nada nyanyian Rani dengan piano, meskipun mendengar suara Rani yang memang pas - pasan tetapi lagu itu adalah lagu sewaktu dia belajar bermain piano kelas 7 SMP dahulu. Karena lagu itu pernah di populerkan lagi oleh salah satu finalis Indonesian Idol tahun 2058. Setelah selesai sedikit bait itu kepercayaan diri Rani semakin habis, tetapi Achi terus memainkan pianonya, June yang sedikit lupa lirik lagu itu pun melanjutkan menyanyi diikuti yang lainnya. Rani akhirnya melanjutkan menyanyi setiap lirik yang dia ingat.
Setelah lagu selesai mereka semua tersenyum bersama. Kemudian June berpindah posisi menempatkan dirinya di kursi drum sambil memainkan beberapa gebukan drum.
“OK, lagu berikutnya yang lebih rame ya ?” Kata June bersemangat.

Karena seringnya bermain di rumah Alan sewaktu SMP dulu, June menjadi bisa memainkan semua alat musik meskipun tidak begitu mahir. Tak heran June sering di ajak orangtua Alan mengisi acara musik di Silver Cafe. Selain berbakat June juga penuh percaya diri di atas panggung. Itu berbeda sekali dengan Alan yang demam panggung dan tidak pernah mau membantu mengisi acara musik di Cafe orangtuanya itu.

Hari itu Siska mendominasi seisi studio. Achi yang biasanya menjadi titik fokus June juga mengikuti dominasi Siska. Bahkan Alan yang memiliki studio tidak bisa berbuat apa – apa. Selama di dalam studio juga, Achi selalu memasang wajah juteknya. Karena dominasi Siska membuat Achi kehilangan kebebasannya seperti waktu dia hanya bertiga dengan Alan dan June.

Minggu 16 Januari 2061
Alan dan June melakukan kebiasaan serunya, yaitu ke water boom Selorejo. Kali ini mereka tidak pergi berdua tetapi bertiga karena Rani ikut. Selain itu jarak rumah Rani dengan Taman Wisata Selorejo juga hanya 300 meter. Alan dan June pergi ke rumah Rani dahulu sebelum ke waterboom. Hingga mereka tahu bahwa seisi rumah Rani dipenuhi pakaian berbagai bentuk. Hal itu tidaklah mengeherankan karena di rumah Rani terdapat neon box besar bertuliskan “Two-R costum” yang menyewakan jasa penyewaan kostum.

Alan yang biasanya membawa sepeda balap buntut sekarang membawa BMX nya dan June masih dengan Poligon 24 perseneling nya. Sedangkan Rani yang sudah bersiap di depan rumahnya mengenakan lineskeat putih hitam yang terlihat sering dipakainya lengkap dengan helm, pelindung siku dan pelindung lutut berwarna putih hitam juga. Lineskeat adalah sepatu roda dengan 4 roda sejajar. Kebiasaan ini tidak pernah diikuti Achi karena dia lebih memilih bermalas – malasan di rumah daripada berolah raga seperti itu.

Setelah puas bermain air mereka munuju Pasar Wisata Selorejo untuk makan melewati Jembatan Selorejo. Jembatan yang sangat panjang dan besar untuk menghubungkan Jalan Pasar Ngantang dengan Pasar Wisata serta berlanjut ke Jalan Taman Wisata Selorejo.

Setiap malam minggu dan hari Minggu sore di Pasar Wisata selalu ramai anak muda. Karena semua atraksi akrobatik sepeda, skeatboard, dan lineskeat berkumpul di Ngantang Skeater Arena yang sengaja disediakan Pemerintah Kecamatan sebagai pusat keramaian anak muda yang sehat dan bebas narkoba. Sementara sedikit ke barat terlihat berdiri kokoh Exotica Hotel Selorejo dengan 15 lantai berbentuk cekung. Setiap kamar hotel itu terdapat jendela kaca besar yang menghadap ke barat. Tentu saja tujuannya untuk melihat sunset. Bagian atap hotel adalah tempat favorit para turis asing.

Dengan menyeberangi jalan terusan Jembatan Selorejo kearah barat setelah Hotel adalah ke Kebun Jambu dengan area masuk yang diberi portal beserta satpam dan kamera CCTV di setiap sudutnya. 


Setelah makan di Pasar Wisata mereka berencana meneruskan acara ke Kebun Jambu. Tetapi di tengah jalan Rani bertemu teman SMP nya.

“Ran, kok tumben malem minggu kemaren gak kesini. Itu teman barumu di sekolah ya !?” Sapa Angga salah satu teman Rani yang sedang menggendong papan skeatboard - nya.
“Iya kenalin.” memperkenalkan mereka satu persatu. ”Kemaren aku capek abis maen ma temen - temen nih.” Jawab Rani kemudian.
Dalam hati June memutuskan bahwa Rani ternyata bukan cewek baik - baik yang suka keluyuran malam hari. Karena salah satu orang yang dia kenal dan terlihat akrab itu berpenampilan nyentrik dengan rambut berdiri di tengah.
“Turun yuk !” Ajak Angga lalu meletakkan skeatboard - nya ke jalan dan menaikinya.
“Bentar ya aku nyapa teman - teman dulu di arena. ikut yuk !” Rani mengajak June dan Alan ke area Skeater Arena.

Alan dan June terbelalak sambil mengikuti Rani ke Arena. Sesampai di Arena, Alan dan June lebih terkejut lagi setelah semua orang yang ada di Arena mengenal Rani.
“Hooeee itu Rani, turun dong Ran, tunjukkan aksi cantikmu.” teriak salah satu orang di Arena.


Angga langsung meluncurkan papan skeatboard-nya disusul dengan Rani dengan lineskeat-nya. Merekapun duel aksi akrobatik di Arena sementara skeater lain yang sedang asyik di arena sejak tadi sedikit demi sedikit mengakhiri aksinya dan ikut menonton. Ternyata Rani adalah salah satu anggota di Ngantang Skeater Community atau NSC. Nama komunitas itu sendiri tertulis di rintangan tertinggi di Arena dengan cat bergaya modern grafity dengan dominasi warna biru dan kuning. Alan dan June sangat terhibur melihat aksi duel Rani dan Angga yang terlihat memang sering berlatih bersama. Meskipun ada sedikit kesan buruk terhadap Rani, tetapi aksi Rani membuatnya melupakan pikiran buruk itu.


“Kalian teman baru Rani ya, kok gak pernah kelihatan nongkrong disini ?” sapa tiba – tiba dari seseorang cowok ganteng berbadan besar dengan kaos putih bertuliskan NSC kecil di dada sebelah kiri sambil duduk di sepeda BMX merahnya. 

“Eh, iya kita teman SMK nya.” Jawab June.
“Rani itu juara Skeater se - Malang Barat tingkat anak - anak tiga kali berturut - turut sewaktu dia masih di bangku SMP, hmmmmm dengan gaya ballet nya itu. Mungkin kalian kurang update berita di ngantang.com atau tidak menonton NgantangTV, hahahahaha…. Tahun ini Rani berumur 16 tahun, tentunya kalau ingin juara lagi harus di tingkat umum yang lebih berat persaingannya. Tetapi Rani masih tetap menjadi kebanggaan NSC ini. Tuh !?” Menunjukkan grafity berwarna putih dan pink di sebuah rintangan kecil bertuliskan dengan huruf besar “Kirani” kemudian dibawahnya tertulis kecil “Ballet Queen In The Air 2058-2060”. Setelah menjelaskan kemudian cowok itu ikut meluncur turun ke arena menambah cantik suasana akrobatik di dalam Arena sore itu.

Mendengar dan melihat pernyataan itu June menghapus seketika semua kesan buruk pada Rani. Alan dan June sungguh terkejut ternyata Rani yang ramah, polos dan lugu yang mereka kenal adalah seorang lineskeater professional atau sebutan untuk gabungan lineskeater, skeatboarder dan BMX akrobatik adalah skeater professional.

Pertunjukan Rani berakhir setelah hampir 15 menit di Arena, lalu Rani menghampiri June dan Alan yang sedari tadi menunggu dan melihat aksinya di tribun penonton. 

“Maaf, kalian jadi lama menunggu disini, abis keasyikan di arena sih.” Sapa Rani sambil tersenyum dan menunjukkan raut wajah meminta maaf.
“Eh nggak apa apa kok, kalau kamu mau turun lagi silahkan, kita akan menonton disini, iya kan Jun !?” Jawab Alan.
“Iya bener, lanjutin aja. Aksi kamu sangat cantik di arena.” lanjut June.
“Katanya mau ke Kebun Jambu minum jus jambu disana, lagian biasanya aku main kesini malem minggu, aku jarang main disini kalau cuaca lagi panas terik kayak sekarang. Jadi, sekarang aku kehausan dah.” Jawab Rani sambil tersenyum.
“Ya udah deh kita ke Kebun Jambu sekarang.” Kata June.

Mereka kemudian menghabiskan waktu mengobrol dan bercanda sambil menikmati jus jambu di tempat duduk yang telah disediakan di dalam Kebun Jambu hingga sore hari menjelang dan sunset pun datang. Tak berapa lama tulisan raksasa “SELOREJO” di Bukit Selokurung mulai terlihat dan semakin memperindah suasana sore itu. Gemerlap lampu dari Gendong Castle Restaurant dari arah utara Kebun Jambu juga mulai terlihat. Restoran ini adalah restoran elit tiga lantai tempat para turis asing makan. Untuk menuju kesana menggunakan perahu yang di dayung oleh dua orang.

Hari Sabtu berikutnya latihan band di rumah Alan tetap diadakan. Hanya saja jam 2 siang latihan di bubarkan karena Rani harus istirahat agar malam harinya bisa latihan di Skeater Arena. June hari Sabtu ini juga membantu orang tua Alan untuk mengisi acara di Silver Café. Malam harinya Siska dan Sesil yang penasaran dengan aksi Rani di Skeater Arena menonton latihan Rani ditemani dengan Alan juga. Achi menonton aksi Rani di Skeater Arena hari Sabtu berikutnya bersama June dan Alan.

Dari seringnya bergaul di Skeater Arena akhirnya Alan tahu bahwa ternyata Angga itu anak Desa Pandansari teman SD hingga SMP dengan Rani. Angga dulu juga yang mengajak Rani ikut dalam komunitas NSC. Angga adalah juara harapan tiga dalam kompetisi Skeater se – Malang Barat tingkat anak – anak tahun lalu. Sedangkan cowok ganteng berbadan besar dengan sepeda BMX yang menyapa Alan dan June adalah Hendra, cowok multitalenta di bidang Skeater Akrobatik karena bisa memainkan atraksi akrobat dengan lineskeat dan skeatboard selain ahli dalam memainkan aksi akrobatik sepeda BMX. Hendra berusia 28 tahun dan rela kuliyahnya di tinggalkan untuk memimpin dan melatih NSC Junior termasuk melatih Rani dan Angga, tetapi kemudian kuliyah lagi dan sudah semester akhir di sebuah perguruan tinggi swasta di Kota Malang.
(Bayu Eswe) (Animator : Wahyu Uwah) - ngantang.com

Related Post



0 komentar:

Blogger Template by Clairvo