Kamis, 18 Oktober 2012

Jatuh Cinta Sendirian Di Ngantang

Oleh Wong Ngantang - Kamis, Oktober 18, 2012 | 2 comments

Tema kali ini berbeda dengan tema-tema sebelumnya, seperti tema "Humor Ngantang", pada postingan pertama yang ternyata banyak orang beranggapan bahwa humor tersebut tidaklah terlalu lucu, namun penulis juga menyadari bahwa masih banyaknya kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki. Ngantang.com juga akan terus membuat postingan yang selalu berhubungan dengan warga Ngantang, seperti pada postingan kali ini, Ngantang akan berbagi tema "Love in Ngantang".

Kenapa harus ada tema cinta, karena cinta adalah hal yang manusiawi dan cinta juga memiliki pengertian yang luas. Setiap kehidupan pun akan selalu berkesinambuangan dengan cinta, baik itu cinta kepada orang tua, saudara, sahabat dan tentunya, sebagai warga Ngantang juga harus cinta kepada Ngantang.

Sebagai awal untuk mengisi tema "Love In Ngantang", Ngantang akan berbagi cerita yang berjudul "Jatuh Cinta Sendirian Di Ngantang", cerita yang memang benar-benar dialami oleh narasumber dari warga Ngantang. Untuk lebih jelasnya, berikut ceritanya.

Ku lihat jam di pergelangan tanganku menunjukkan waktu pukul 14.15 tapi entah mengapa enggan rasanya aku untuk pulang ke rumah. Sambil duduk di depan gerbang sekolah aku melihat jalan raya dengan orang yang berlalu-lalang dengan berbagai ekspresi. setiap kali ada angkutan aku enggan menaikinya. Hari ini aku merasa sangat malas, sampai waktu menunjukkan pukul 14.39 aku mulai menaiki sebuah angkutan lokal Ngantang, jelas saja ibuku yang menunggu kedatanganku di rumah terus mengomel tiada hentinya. Tanpa melepas seragam sekolah yang kukenakan, aku meraih sapu untuk membersihkan rumah agar Ibu tidak mengomel terus-menerus. Selesai menyapu, seperti hari-hari biasanya, aku keluar rumah dengan meraih sepedahku dan Ibuku berkata dengan bahasa khas Ngantang "sepedahan maneh?!!" yang artinya "sepedahan lagi?!!". Akupun tidak sempat untuk melihat raut wajahnya, aku hanya menganggukkan kepala seraya pergi meninggalkan rumah. Ku kayuh sepedahku dan teringat seseorang yang dulu pernah singgah di hati ini. Seseorang yang mampu membuatku jatuh cinta untuk pertama kalinya.

Masih terasa segar di ingatanku ketika pertama kali aku berjumpa dengannya. Seorang laki-laki yang sedang sepak bola di lapangan Karaeng Galesong menggunakan ranselnya yang berwarna biru muda dengan pipinya yang memerah karena terik matahari yang sangat menyengat pada waktu itu. Sangat jelas terlihat dia kelelahan dengan akifitasnya bermain bola. Ketika aku melihatnya, dia menoleh ke arahku sambil tersenyum. Senyuman dari seorang pria menawan dengan senyumnya yang mempesona, tak bisa ku lupakan senyuman pertamanya yang membuatku terpana pada waktu itu. Di sekolah itulah aku mempunyai sebuah cerita cinta yang takkan pernah kulupakan. Di sekolah yang tak pernah ku impikan. Dulu Kukira aku akan sia-sia sekolah di sini, ku kira aku akan menjadi seorang cewek bandel. Ternyata semua yang ku kira-kira salah. Semenjak aku mengenalnya, mengenal seorang cowok tampan, berkulit putih berpipi merah dan juga beransel biru.

Hari-hari pertama kulalui di SMA begitu mengagumkan setelah aku melihat seorang cowok berparas tampan tersebut. Sering aku memperhatikannya, dan sering juga aku bertanya-tanya dalam hatiku, siapakah namamu ?, buku apa yang sedang kau baca ?, apa lagu-lagu favoritmu?, apa warna kesukaanmu ?, tipe cewek seperti apa yang kau sukai ?, tentu saja aku segera tersadar there’s no reason you would like me.

Dia biasanya dipangil Lana (nama samaran), dia adalah kakak kelasku, seorang pemuda Ngantang yang pintar, taat beribadahnya, rajin, tapi banyak yang bilang dia cowok yang sangat rumit bila diajak ngobrol. Terang saja sangat tak sesuai dengan kepribadianku yang malas, jorok, dan acak-acakan. mungkin dialah orang yang dikirim Tuhan untuk mengubah semua prilaku burukku. Mungkin semua ini konyol, tapi ini lah yang terjadi. Aku jatuh cinta dengan seorang yang sangat tidak sesuai dengan kepribadianku. Tapi semenjak mengenalnya sedikit demi sedikit aku mulai berubah. Aku mengikuti ekstra kulikuler yang dia ikuti, aku yang dulu acak-acakan, pemalas dan jorok. Sedikit demi sedikit menjadi pribadi yang rajin, dan mulai menghilangkan kebiasaan jorokku, walaupun tak sepenuhnya. Agar aku dapat menggimbangi kepribadiannya yang rajin, rapi, yang mungkin hampir sempurna. Tidak bisa dipungkiri, dialah satu-satunya cowok yang bisa membuatku berubah dan tentu saja dia satu-satunya cowok yang bisa membuatku jatuh cinta pertama kalinya.

Tapi sayangnya dia bukan seperti cowok pada umumnya, dia tak mempunyai handphone dan tak ada cara untuk mendekatinya. Suatu hari aku curhat kepada sahabatku dan salah satu sahabatku berkata "sapa aja dia tiap hari, lama-lama dia juga bakal suka sama kamu, kan katanya orang dulu itu, witing trisno jalaran saka kulino!". Dari situlah aku mulai merenungkan saran temanku, semalaman aku berfikir tentang apa yang dikatakan temanku, apakah dia mau membalas sapaanku ?!, iya kalo dia mau, kalo tidak mau bagaimana!?. Alhasil aku memutuskan untuk nekat menyapanya walaupun dia tak mengenalku. Tapi entah mengapa ketika aku hendak menyapanya dadaku serasa sesak, jantungku berdegup kencang, keringat dingin bercucuran, badanku dingin dan kaku. Mungkin terlihat sangat lebay, tapi itulah faktanya. Selalu kucoba tuk menyapanya, mungkin terlihat sangat kaku tetapi ketika ia membalas sapaanku aku merasa sangat bahagia. Tidak ada kata-kata yang bisa menggungkapkan perasaan bahagiaku waktu itu.

Suatu hari sahabat Lana mengirim pesan kepadaku ia berkata bahwa Lana mempunyai handphone baru. Dan sahabat Lana memberikan no hpnya padaku, inginku mengirim pesan pada Lana, tapi entah mengapa jari-jariku serasa kaku ketika aku hendak menekan tombol sent. Berminggu-minggu aku takut untuk mengirim pesan pada Lana, sampai suatu hari aku nekat mengirim pesan padanya dan ia membalas pesanku. Aku sangat terkejut ternyata ia tau namaku, tak sama dengan yang lainnya dia memanggilku Noval. Dialah satu-satunya orang yang memanggilku Noval. Betapa bahagianya aku dan hari itu juga aku langsung mengayuh sepedahku menuju waduk yang biasa orang Ngantang menyebutnya "Belendrang", di jalan menuju waduk aku tersenyum-sendiri. Sesampainya di waduk aku bersorak gembira karena dia tahu namaku. Tapi hanya hari itu saja aku mengirim pesan padanya entah mengapa hari selanjutnya aku tak pernah mengirim pesan padanya. Sampai suatu hari ada hal yang sangat menyesakkan dadaku, Lana digosipkan berpacaran dengan salah satu teman sekelasku, dengan penasaran sekaligus deg-degan aku nekat menanyakan hal itu pada Lana, ternyata itu hanyalah gosip, aku merasa sangat beruntung waktu itu.

Hari-hari aku lalui hanya begitu-begitu saja. Tak terasa setahun sudah aku memendam rasa pada Lana, dan setahun itu juga aku tak berani mengungkapkan rasa cintaku pada Lana. Mungki karena aku sadar aku tidaklah pantas untuknya, dan mungkin aku bukanlah tipe cewek yang dia sukai, dia menyukai seorang cewek yang berjilbab, sedangkan aku tidak, dia menyukai cewek yang anggun tetapi aku sangatlah tomboy. Tetapi rasa sukaku pada Lana tak pernah berubah.

Tak terasa lamunanku tentang cowok berpipi merah begitu lama, ternyata aku sudah sampai di waduk. Di sana aku mengenang kembali tentang Lana, tentang seorang cowok yang bisa membuatku jatuh cinta untuk pertama kalinya.

Aku juga masih teringat suatu hari, mungkin kemarin, aku banyak mendengarkan gosip sumbang tentang Lana, banyak yang berkata bahwa dia sekarang sudah berubah, dia tak seperti dulu. Bahkan ada gossip bahwa dia sekarang berhubungan dengan teman sekelasnya. Dan akupun tak pernah menghiraukannya. Mengingat gossip serupa seperti dahulu. Sampai sahabatku bercerita bahwa Lana menanyakan kabarku, dan malam harinya Lana mengirim pesan padaku tetapi sayang pesan Lana tak sempat ku balas karena aku sudah tertidur, lana mengirim pesan terlalu larut malam. Dan esok harinya ketika aku sedang sibuk mengerjakan tugas, handphone disebelahku berdering tak kusangka ternyata Lana. Dia mengirim pesan padaku menanyakan kabarku, dan aku pun juga menanyakan gosip-gosip yang beredar selama ini. Tentang kabarnya, aku menanyakan universitas yang akan dia masuki dan dia akan melanjutkan di sebuah universitas di Surabaya, betapa terkejutnya aku, aku berfikir aku takkan bisa melihat senyumnya yang menawan, meihat pipinya yang selalu memerah. Tak lupa aku menanyakan gosip tentang dia dan teman sekelasnya, jawaban darinya membuat wajahku pucat, tangaku dingin, dadaku serasa sesak, dan air mata ini tak dapat tertahan. Ternyata gosip tersebut benar adanya, akupun menangis sejadinya karena hati ini serasa hancur.

Mungkin dia tidak pernah mengerti betapa aku suka padanya, aku yang selalu menunggu, selalu berharap, selalu ingin memeluknya, menggenggam tangannya dan ingin selalu membuatnya bahagia ketika bersamaku. Semua ini hanya tentangmu. Tetapi pada kenyataannya dia tidak akan pernah bisa berada disisiku, mengusap air mataku ketika aku menangis, memberikan bahunya ketika aku sendang sedih. Namun inilah hidupku

Teringat semua tentang Lana membuatku menangis, di sinilah, di waduk ini aku selalu mencurahkan semua tentang Lana, saat pertama kali aku merasakan jatuh cinta sampai akhirnya aku juga yang tersakiti. Aku sadar semua ini takkan terjadi bila aku tak jatuh hati padanya, dulu di waduk ini aku berangan-angan semua cerita indah akan kulalui bersama Lana. Namun di tempat ini juga angan-anganku tentang Lana kupendam.

Semua rasa yang terjadi padaku dulu maupun sekarang, harus kuterima. Sendirian aku memendam rasa pada Lana dan sekarang ketika semua yang kuharapkan sudah sirnah, sendirian juga aku merasakanya, karena orang lain tidak akan pernah mengerti apa yang sedang kurasakan.

Terima kasih untuk Lana, terima kasih untuk setahun yang indah. Hal-hal yang paling menyenangkan dariku adalah ketika mengenalmu, melihatmu tersenyum, memperhatikan semua tingkahmu. Semua yang kulalui takkan mudah untuk dilupakan, maaf jika aku masih tak dapat melupakan semua tentangmu. Seharusnya aku mengerti bahwa semua ini akan terjadi, bahwa suatu saat kamu akan pergi, hingga aku tak dapat melihatmu, memperhatikan setiap tingkahmu. Seharusnya aku sadar, sehingga aku tak perlu tersakiti seperti ini. Mungkin Tuhan akan mengirimkan orang yang lebih baik darimu. Paling tidak dengan mengenalmu aku bisa berubah hingga menjadi seperti ini, walaupun apa yang kulakukan untukmu tidak sesuai dengan keinginanku.

Ku lihat matahari sudah mulai senja, aku meraih sepedahku dan mengayuhnya dengan santai sembari melamun memikirkan apa yang akan kulakukan besok, apa yang harus kulakukan bila bertemu dengan Lana. Apa yang harus ku lakukan bila bertemu dengan kekasih Lana. Aku tak tau harus berbuat apa. Aku serasa ling-lung dan tak ada yang bisa ku perbuat. Hari ini tatapan mataku kosong. Aku tak dapat berfikir dengan baik, hatiku hancur. Sesampainya di rumah aku menaruh sepeda kesayanganku di tempat seperti biasanya, dengan wajah penuh kekecewaan aku melangkah menuju kamarku, tak kuhiraukan orang-orang yang sedang bergemuruh disekitarku, fikiranku kosong. Akupun beranjak ke kamar untuk merebahkan diri di kasur dengan memandang langit-langit kamarku dengan tatapan kosong sampai akhirnya akupun terlelap.

Ku lihat hari sudah pagi dengan rintik hujan yang seakan-akan mewakili tangisku dan mendung yang mewakili semua rasa sedihku. Dengan penuh rasa malas aku berangkat sekolah dengan topi yang melindungi kepalaku dari rintik hujan. Enggan rasanya aku datang ke sekolah pagi itu, aku tak tahu apa yang harus kulakukan bila bertemu dengannya, apakah aku harus berpura-pura tak mengenalnya?!, ya itulah yang harus kulakukan aku harus berpura-pura tak mengenalnya.

Hari-hari kulalui dengan perasaan kecewa. Tak bisa kulupakan dirinya dalam sekejap, memang benar kata penyanyi Jason Marz dalam lagu Life Is Wonderful, "dibutuhkan waktu sebentar untuk jatuh cinta, namun butuh waktu bertahun-tahun untuk mengerti apa itu cinta".

Aku tak tahu apa yang harus kulakukan, aku tak bisa membenci maupun melupakannya. Sebentar lagi dia akan pergi, aku takkan pernah bisa melihatnya tersenyum, tidak akan pernah bisa melihat tingkahmu, semua tentangmu masih mengikat erat dalam ingatanku, caramu membaca buku, caramu berjalan, caramu makan, caramu tersenyum padaku. Semua tentangmu tidak akan pernah mudah untuk dilupakan.

Hari-hari begitu saja terlewati. besok lana akan menghadapi ujian nasional, aku hanya bisa mendoakan apa yang terbaik untuknya. Paling tidak melihatmu bahagia dengan apa yang kamu raih dan dengan seseorang yang telah megisi hatimu aku juga akan merasakan kebahagiaanmu.

Aku harus sadar dengan kenyatan yang ku hadapi semua ini. Ini bukanlah akhir dari segalanya. Lana mungkin bukan jodohku, aku harus yakin bahwa Tuhan akan mengirim seseorang untukku dan seseorang itu lebih baik dari Lana. Aku harus bangkit dari segala keterpurukan ini. Masih banyak jalan yang akan kutempuh untuk hari ini, hari esok dan hari-hari berikutnya.

“Pada akhirnya, orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa mendoakan. Mereka cuma bisa mendoakan, setelah capek berharap, pengharapan yang ada dari dulu, yang tumbuh dari mulai kecil sekali, hingga makin lama makin besar, lalu semakin lama semakin jauh.

"Orang yang jatuh cinta diam-diam pada akhirnya menerima. Orang yang jatuh cinta diam-diam paham bahwa kenyataan terkadang berbeda dengan apa yang kita inginkan. Terkadang yang kita inginkan bisa jadi yang tidak kita sesungguhnya butuhkan. Dan sebenarnya, yang kita butuhkan hanyalah merelakan. Orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa, seperti yang mereka selalu lakukan, JATUH CINTA SENDIRIAN - Raditya Dika "

Penulis : Novalentina

Related Post



2 komentar:

Blogger Template by Clairvo